Muhammad Antoso


Selamat Datang di Blogs Antok Pemuda Sumenep Semoga Bermanfaat

Sabtu, 07 September 2013

MODUL PSIKODIAGNOSTIK IV (ABILITY TEST)


Kelas Psikologi 6/G2
 








Dosen pengampu:
 Lailatul M. Hanim, S.Psi

MOH ANTOSO         (B07210076)
                                   
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
 SURABAYA
2013
A.    Deskripsi
Secara sistematis isi kepribadian dapat digambarkan dalam proses psikodiagnostik mengacu pada individual differences meliputi aspek kognisi (proses berfikir), aspek perasaan (afeksi dan dorongan), aspek sensorik dan motorik, aspek relasi antarpersonal dan penyesuaian diri serta integrasi dari keseluruhan aspek. Seluruh aspek ini dijaring melalui bantuan teknik, metode dan cara yang dikembangkan oleh masing-masing media pemeriksaan psikologi dalam proses asesmen.
Pemeriksaan psikologi melalui psikodiagnostik adalah suatu proses yang berlangsung dalam waktu tertentu, dengan maksud untuk:
·      Memperoleh data serta informasi tentang subyek yang diperiksa, khususnya informasi tentang potensi serta kelemahan yang ia miliki.
·      Menginterpretasikan data atau informasi yang didapatkan sehingga diperoleh kejelasan tentang gambaran testee.
·      Memprediksikan hasil interpretasi tentang gambaran testee sehingga dapat diberikan perlakuan atau intervensi yang tepat bagi petkembangan dan perubahan perilaku testee.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa modul ini akan membahas tentang tes kemampuan atau ability test. Ability test adalah tes yang didesain untuk mengukur kemampuan penalaran logis atau kemampuan berpikir seseorang. Pada tes ini testee akan dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kemampuan intelegensi, seperti pemahaman masalah-masalah sehari-hari, logika berfikir, daya abstraksi, kemampuan menyelesaikan permasalahan, strategi berfikir, daya ingat, kemampuan teknis dan hal-hal lain yang terkait dengan fungsi kognitif. Intinya tes ini mengukur segala sesuatu terkait potensi intelegensi dan optimalisasi dari potensi tersebut saat ini.
B.     Prasyarat
Mahaiswa yang dapat mengikuti mata kuliah Psikodiagnostik IV ini adalah mahasiswa yang lulus pada mata kuliah Psikodiagnostik I sampai dengan III.
C.    Petunjuk Penggunaan Modul
1.    Penjelasan Bagi Mahasiswa
·      Modul ini berisi materi praktikum beserta petunjuk teknis dan informasi yang mendukung pelaksanaan praktikum.
·      Mahasiswa harus memahami dengan baik isi dan penggunaan modul ini agar kegiatan belajar mengajar menjadi lancar. Apabila mengalami kesulitan atau hambatan, mahasiswa harus segera melakukan konsultasi dengan dosen pengampu.
·      Mahasiswa perlu mempersiapkan alat yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan praktikum.
·      Modul ini dilengkapi dengan studi kasus yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa. Setiap studi kasus harus dikerjakan dengan benar sesuai dengan petunjuk serta waktu yang ditentukan.
2.    Peran Dosen/ Fasilitator
·      Memberikan penjelasan kepada mahasiswa terkait materi yang terdapat di modul praktikum.
·      Menyediakan waktu untuk melakukan konsultasi kepada mahasiswa.
·      Memberikan feedback atau umpan balik atas kemampuan atau tugas yang dikerjakan mahasiswa.
·      Memberikan penilaian sesuai dengan kemampuan mahasiswa

D.    Tujuan Akhir Standar Kompetensi
1.    Mahasiswa dapat mengenal alat tes dalam ability test baik untuk setting individual dan klasikal yaitu BINET, WISC, WAIS, IST, CFIT, dan tes bakat & minat.
2.    Mahasiswa dapat memahami pengadministrasian alat tes BINET, WISC, WAIS, IST, CFIT, dan tes bakat & minat.
3.    Mahasiswa mampu melakukan role play alat tes BINET, WISC, WAIS, IST, CFIT, dan tes bakat & minat
4.    Memahami persoalan psikologis yang muncul dalam ability test.

1.      STANDFORD BINET
Tes Binet merupakan salah satu alat tes yang dikembangkan oleh Standford Binet untuk mengukur intelegensi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan berbagai level usia, yaitu mulai usia II sampai dengan Dewasa Superior. Diantara usia II sampai V tesnya meningkat dengan interval setengah tahunan sehingga terdapat test untuk usia II, usia II-6, usia III, usia III-6 dan seterusnya. Diantara usia V sampai dengan XIV level usia meningkat dengan interval 1 tahunan. Level-level selanjutnya dimaksudkan sebagai level dewasa rata-rata dan level dewasa superior I, II dan III. Setiap level usia dalam skala ini berisi 6 test, kecuali untuk level dewasa rata-rata yang berisi 8 test.
a.         Tujuan Praktikum
·           Mahasiswa lebih memahami materi, alat binet dan mampu
·           mengadministrasikan alat dengan baik.
·           Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan tes binnet dengan benar/ melakukan role play.
·           Mahasiswa mampu melakukan skoring tes binnet dengan benar
·           Mahasiswa mengenali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengadminsitrasian tes binet.
b.        Materi
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan praktikum, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah :
·           Binet box
·           Lembar jawaban
·           Stopwatch
·           Alat tulis
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pengetesan binnet ini adalah terjalinnya rapport yang baik antara tester dengan testee. Binet adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat intelegensi pada anak-anak, sehingga tester perlu melakukan rapport secara intens dengan testee. Selain itu tester juga perlu terus menjaga motivasi testee agar pelaksanaan praktikum berjalan lancar sampai dengan tahapan dimana tes harus berakhir. Pada dasarnya waktu pelaksanaan tes binet tidak ditentukan karena memang tes binet ini bukan termasuk speed test.
c.         Tahapan yang harus dilakukan.
·           Menghitung CA (Chronological Age/ Usia Kronologis)
CA adalah usia testee saat dilakukan pengetesan. CA didapatkan dari penghitungan usia mulai dari tanggal lahir sampai tanggal pelaksanaan tes. CA ini dipergunakan sebagai patokan untuk entry tahapan usia, dimana persoalan yang diberikan mundur ke satu tahapan dari usia testee yang sebenarnya.
Contoh :
Tanggal tes      27 Maret 2010
Tanggal lahir   10 Januari 2004
Maka CA testee adalah 6 tahun 2 bulan 17 hari atau 6 tahun 3 bulan, maka pada saat tes, tester sebaiknya memulai memberikan persoalan pada tahapan usia V (mundur satu tahap dari usia yang sebenarnya).
·           Menghitung MA (Mental Age/ Usia Mental).
MA atau usia mental adalah usia dimana testee berada pada level kemampuan usia mental tertentu. MA di dapatkan dari penjumlahan skor setelah Basal dampai dengan sebelum Celling. Basal adalah kondisi dimana testee mampu menjawab semua persoalan dalam satu tahapan usia. Celling adalah kondisi dimana testee gagal menjawab semua persoalan dalam satu tahapan usia.

·           Menghitung IQ
IQ didapatkan dengan rumus sebagai berikut :
IQ = MA x 100
         CA
Contoh Skoring Binet
NAMA             : A                                         
TGL LAHIR    : 11 DESEMBER 1999
TGLTES           : 8 MEI 2004
CA = 4 tahun 5 bulan
Tahun
No Soal
Ket
1
2
3
4
5
6
IV
+
+
+
+
+
+
BASAL
IV.6
+
-
-
+
+
-
3
V
+
+
+
+
-
-
8
VI
-
-
-
-
+
+
4
VII
-
-
+
+
-
-
4
VII
-
-
-
-
+
-
2
IX
-
-
-
-
-
-
0
Tahun
Skor
IV
BASAL
IV.6
3
V
8
VI
4
VII
4
VIII
2
IX
0
TOTAL
21 BULAN
MA
69
CA
53
IQ
130

Lembar Latihan Mahasiswa
NAMA                   : B
TGL LAHIR         : 17 APRIL 1996
Tahun
No Soal
Keterangan
1
2
3
4
5
6
IV
+
+
+
+
+
+

IV.6
+
+
+
-
-
-

V
+
+
-
-
-
+

VI
+
-
-
+
-
-

VII
+
-
-
-
-
-

VIII
-
-
-
-
-
-

TGL TES               : 8 AGUSTUS 2001
Tahun
Skor
IV

IV.6

V

VI

VII

VIII

TOTAL

MA

CA

IQ




NAMA                   : C
TGL LAHIR           : 2 NOVEMBER 1993
TGLTES                  : 19 OKTOBER 1999
Tahun
No Soal
Keterangan
1
2
3
4
5
6
VI
+
+
+
+
+
+

VII
+
+
+
+
-
-

VIII
+
+
+
-
-
-

IX
+
+
-
-
-
+

X
-
+
+
-
-
-

XI
-
-
-
-
-
-

Tahun
Skor
VI

VII

VIII

IX

X

XI

TOTAL

MA

CA

IQ


2.      WISC
WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) mengalami revisi terakhir pada tahun 1974 bertujuan untuk mengukur inteligensi anak-anak usia 6 tahun sampai dengan 15 tahun. WISC atau WISC-R terdiri dari 12 subtes yang terbagi menjadi dua bagian yaitu Verbal dan Performance. Sub tes dalam skala verbal adalah information, comprehension, arithmetic, similarities, vocabulary dan digit span. Sedangkan sub tes dalam skala performance adalah picture completion, picture arrangement, block design, object assembly, coding dan mazes. Sub tes digit span dan mazes hanya digunakan sebagai persediaan apabila diperlukan penggantian tes.

a.    Tujuan Praktikum.
·      Mahasiswa lebih memahami materi, alat dan mampu mengadministrasikan WISC dengan baik.
·      Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan WISC dengan benar/ melakukan role play.
·      Mahasiswa mampu melakukan skoring WISC dengan benar
·      Mahasiswa mengenali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengadminsitrasian tes WISC.
b.   Materi
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan praktikum, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah :
·      WISC box
·      Lembar jawaban
·      Stopwatch
·      Alat tulis
Sama halnya dengan pelaksanaan tes binet, dalam tes WISC juga tester perlu melakukan rapport secara intens sebelum melakukan pengetesan karena bagaimanapun menjaga mood dan motivasi anak lebih sulit dibandingkan dengan remaja atau dewasa. Pelaksanaan tes juga tidak dibatasi oleh waktu, hanya ada beberapa persoalan saja yang menggunakan batasan waktu.
c.    Tahapan yang harus dilakukan
·      Menghitung Usia
Norma WISC adalah berdasarkan usia testee sehingga tester harus mengetahui usia testee saat di tes.
·      Melakukan pengetesan.
Dalam buku manual WISC terdapat panduan secara detail apa yang perlu diucapkan oleh tester ketika melaksanakan tes. Tester harus mengikuti prosedur tersebut dengan baik. Selain itu di dalam manual tersebut juga terdapat petunjuk terkait soal nomor berapa yang harus diberikan kepada testee, soal mana yang tidak perlu diberikan serta kapan tester harus berhenti memberikan pertanyaan dalam setiap sub test, karena memang dalam WISC, tidak semua soal perlu diberikan kepada testee.

·      Melakukan skoring
Buku manual WISC juga memberikan informasi kepada tester nilai yang bisa diberikan dalam setiap jawaban testee (terdapat kunci jawaban). Setelah semua jawaban diskoring dan ditotal pe rsub tes maka nilai masing-masing sub test ini menjadi nilai di raw score. Raw score ini perlu dijadikan Scale Score berdasarkan norma sesuai dengan usia testee.
·      Menghitung IQ
IQ yang diperoleh di tes WISC ini ada tiga yaitu IQ Verbal, IQ Performance dan IQ Lengkap. IQ Verbal didapatkan dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal dengan norma verbal sesuai dengan usia testee. IQ Performance di dapatkan dari penyeusian antara jumlah angka skala performance dengan norma performance sesuai usia testee. Sedangkan IQ Lengkap didapatkan dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal dan angka skala performance dengan norma skal lengkap.

Contoh Lembar skoring WISC
Nama                    : XX                                        Tgl. Lahir        :
Jenis Kelamin       : Laki-laki                                Umur               : 15 th 0 bulan
Pekerjaan              : -                                             Tester              :
Pendidikan           : SLTP                                     Tanggal tes      :
No
RINGKASAN
Tes
Angka Kasar
Angka Skala
Keterangan
1.
Informasi
12
5

2.
Pengertian
16
9

3.
Hitungan
11
8

4.
Persamaan
10
7

5.
Perbedaharaan kata
35
6

6.
(Rentangan Angka)
8
6


Angka Verbal : 38

7.
Melengkapi gambar
13
9

8.
Mengatur gambar
8
1

9.
Rancangan balok
35
10

10.
Merakit obyek
24
9

11.
Simbol
54
10

12.
(Mazes)
-
-

Angka Performance : 39
Angka Total
Angka Verbal : 5/6 X 38= 32                                 IQ= 77
Angka Performance : 39                                        IQ= 85
Angka Skala Lengkap :  71                                    IQ= 79

Original IQ nya adalah : 5+7+10  X 100 = 73 à
                                           3
Lembar Latihan Mahasiswa.
NAMA                   : A
TGL LAHIR         : 1 JANUARI 2000
TGL TES               : 3 DESEMBER 2009
NO
RINGKASAN
TES
ANGKA KASAR
ANGKA SKALA
1.
INFORMASI
12

2.
PENGERTIAN
10

3.
HITUNGAN
12

4.
PERSAMAAN
5

5.
PERBENDAHARAAN KATA
22

6.
(RENTANGAN ANGKA)
-

JUMLAH ANGKA VERBAL =
7.
MELENGKAPI GAMBAR
7

8.
MENGATUR GAMBAR
12

9.
RANCANGAN BALOK
6

10.
MERAKIT OBYEK
16

11.
SIMBOL
22

12.
(MAZES)
9

JUMLAH ANGKA PERFORMANCE =
ANGKA TOTAL
ANGKA VERBAL                 =                                                                IQ  =
ANGKA PERFORMANCE   =                                                                IQ  =
ANGKA SKALA LENGKAP  =                                                              IQ  =

NAMA                   : B
TGL LAHIR         : 1 NOVEMBER 1997
TGL TES               : 1 JANUARI 2007
NO
RINGKASAN
TES
ANGKA KASAR
ANGKA SKALA
1.
INFORMASI
12

2.
PENGERTIAN
11

3.
HITUNGAN
6

4.
PERSAMAAN
12

5.
PERBENDAHARAAN KATA
27

6.
(RENTANGAN ANGKA)
7

JUMLAH ANGKA VERBAL
7.
MELENGKAPI GAMBAR
9

8.
MENGATUR GAMBAR
20

9.
RANCANGAN BALOK
21

10.
MERAKIT OBYEK
11

11.
SIMBOL
31

12.
(MAZES)
-

JUMLAH ANGKA PERFORMANCE
ANGKA TOTAL
ANGKA VERBAL                 =                                                                IQ  =
ANGKA PERFORMANCE   =                                                                IQ  =
ANGKA SKALA LENGKAP  =                                                              IQ  =



3.      WAIS
WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) adalah tes inteligensi yang digunakan untuk mengukur potensi inteligensi remaja dan dewasa antara usia 16 tahun sampai dengan 75 tahun atau lebih yang disajikan secara individual. WAIS terdiri dari 11 sub tes yang terbagi kedalam dua bagian yaitu Verbal dan Performance. Verbal memiliki 6 sub tes dan performance memiliki 5 sub tes. Sub tes verbal yaitu informasi, pengertian, hitungan, persamaan, rentang angka dan perbendaharaan kata. Sementara sub tes performance adalah symbol angka, melengkapi gambar, rancangan balok, mengatur gambar dan merakit obyek.
a.         Tujuan Praktikum.
·           Mahasiswa lebih memahami materi, alat dan mampu mengadministrasikan WAIS dengan baik.
·           Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan pengetesan WAIS dengan benar/ melakukan role play.
·           Mahasiswa mampu melakukan skoring WAIS dengan benar
·           Mahasiswa mengenali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengadminsitrasian tes WAIS.
b.        Materi
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan praktikum, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah :
·           WAIS box
·           Lembar jawaban
·           Stopwatch
·           Alat tulis
c.         Tahapan yang harus dilakukan
·           Menghitung Usia
Norma WAIS adalah berdasarkan usia testee sehingga tester harus mengetahui usia testee saat di tes.
·           Melakukan pengetesan.
Dalam buku manual WAIS terdapat panduan secara detail apa yang perlu diucapkan oleh tester ketika melaksanakan tes. Tester harus mengikuti prosedur tersebut dengan baik. Selain itu di dalam manual tersebut juga terdapat petunjuk terkait soal nomor berapa yang harus diberikan kepada testee, soal mana yang tidak perlu diberikan serta kapan tester harus berhenti memberikan pertanyaan dalam setiap sub test, karena memang dalam WAIS, tidak semua soal perlu diberikan kepada testee.
·           Melakukan skoring
Buku manual WAIS juga memberikan informasi kepada tester nilai yang bisa diberikan dalam setiap jawaban testee (terdapat kunci jawaban). Setelah semua jawaban diskoring dan ditotal per sub tes maka nilai masing-masing sub test ini menjadi nilai di raw score. Raw score ini perlu dijadikan Scale Score berdasarkan norma sesuai dengan usia testee. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bawah jumlah sub tes antara verbal dan sub tes performance tidak seimbang yaitu 6 dan 5 maka untuk mendapatkan perbandingan skor yang seimbang antara verbal dan performance, jumlah angka skala verbal perlu dikonversi dengan dikalikan 5/6.
·           Menghitung IQ
IQ yang diperoleh di tes WASC ini ada tiga yaitu IQ Verbal, IQ Performance dan IQ Lengkap. IQ Verbal didapatkan dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal disesuaikan dengan norma verbal sesuai usia testee. IQ Performance di dapatkan dari penyeusian antara jumlah angka skala performance dengan norma performance sesuai usia testee. Sedangkan IQ Lengkap didapatkan dari penyesuaian antara jumlah angka skala verbal dan angka skala performance dengan norma.
Selanjutnya adalah menghitung IQ Original untuk mengetahui apakah potensi yang teraktualkan saat ini  sudah optimal atau belum. Caranya yaitu :
A.S Informasi + A.S Persamaan + A.S Rancangan balok  X 100
3
 Kemudian hasil ini disesuaikan dengan norma full scale sesuai dengan usia testee.
Contoh Lembar skoring WAIS
Nama                    : XX                                        Tgl. Lahir        :
Jenis Kelamin       : Laki-laki                                Umur               : 16 th 2 bulan
Pekerjaan              : -                                             Tester              :
Pendidikan           : SMU                                     Tanggal tes      :
No
RINGKASAN
Tes
Angka Kasar
Angka Skala
Keterangan
1.
Informasi
8
6

2.
Pengertian
10
6

3.
Hitungan
8
7

4.
Persamaan
8
7

5.
Rentangan angka
12
11

6.
Perbedaharaan kata
9
2


Angka Verbal : 39

7.
Symbol angka
20
4

8.
Melengkapi gambar
11
8

9.
Rancangan balok
24
7

10.
Mengatur gambar
21
9

11.
Merakit obyek
20
6

Angka Performance : 34
Angka Total
Angka Verbal : 5/6 X 39 = 33                                IQ= 79
Angka Performance : 34                                        IQ= 81
Angka Skala Lengkap :  67                                    IQ= 78

Original IQ nya adalah : 6+7+7 X 100 = 66 à
                                           3


Lembar Latihan Mahasiswa
NAMA                        :  A
TGL LAHIR               :  5 OKTOBER 1981
TGL TES                    : 6 JANUARI 2000
NO
RINGKASAN
TES
ANGKA KASAR
ANGKA SKALA
1.
INFORMASI
15

2.
PENGERTIAN
18

3.
HITUNGAN
15

4.
PERSAMAAN
10

5.
RENTANGAN ANGKA
8

6.
PERBENDAHARAAN KATA
40

JUMLAH ANGKA VERBAL
7.
SIMBOL
60

8.
MELENGKAPI GAMBAR
12

9.
RANCANGAN BALOK
18

10.
MENGATUR GAMBAR
20

11.
MERAKIT OBYEK
25

JUMLAH ANGKA PERFORMANCE
ANGKA TOTAL
ANGKA VERBAL                   =                                                                IQ  =
ANGKA PERFORMANCE     =                                                                IQ  =
ANGKA SKALA LENGKAP  =                                                              IQ  =

NAMA                        : B
TGL LAHIR               : 16 MARET 1985
TGL TES                    : 5 JANUARI 2003
NO
RINGKASAN
TES
ANGKA KASAR
ANGKA SKALA
1.
INFORMASI
11

2.
PENGERTIAN
22

3.
HITUNGAN
11

4.
PERSAMAAN
14

5.
RENTANGAN ANGKA
9

6.
PERBENDAHARAAN KATA
47

JUMLAH ANGKA VERBAL
7.
SIMBOL
55

8.
MELENGKAPI GAMBAR
15

9.
RANCANGAN BALOK
10

10.
MENGATUR GAMBAR
23

11.
MERAKIT OBYEK
31

JUMLAH ANGKA PERFORMANCE
ANGKA TOTAL
ANGKA VERBAL                 =                                                                IQ  =
ANGKA PERFORMANCE   =                                                                IQ  =
ANGKA SKALA LENGKAP  =                                                              IQ  =


4.      CFIT
CFIT (Culture Fair Intelligence Test) adalah salah satu alat tes klasikal yang populer digunakan untuk berbagai setting. Selain karena materinya yang relatif lebih sederhana dari beberapa alat tes inteligensi yang lain, CFIT ini juga alat yang free biases. Dalam arti bahwa persoalan dalam CFIT ini tidak mengandung unsur verbal dan hanya berupa gambar-gambar teknis saja sehingga tergolong alat tes yang bebas budaya. Pengadministrasiannya juga relatif tidak membutuhkan banyak waktu karena CFIT hanya terdiri dari empat sub tes. Tes ini adalah speed tes dan waktu yang digunakan untuk tes CFIT ini sekitar 15 menit. CFIT ini dapat diaplikasikan pada subyek dengan usia remaja sampai dengan dewasa dan yang paling umum digunakan adalah CFIT seri 3B.
a.    Tujuan Praktikum
·      Mahasiswa lebih memahami materi, alat dan mampu mengadministrasikan CFIT dengan baik.
·      Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan pengetesan CFIT dengan benar/ melakukan role play.
·      Mahasiswa mampu melakukan skoring CFIT dengan benar
·      Mahasiswa mengenali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengadminsitrasian tes CFIT.
b.   Materi
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan praktikum, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah :
·      Buku Soal CFIT
·      Lembar jawaban
·      Stopwatch
·      Alat tulis


c.    Tahapan yang perlu dilakukan
·      Mengetahui usia atau latar belakang pendidikan testee.
Norma CFIT ada dua yaitu berdasarkan usia serta berdasarkan tingkat pendidikan, maka tester harus mengetahui usia testee saat di tes atau pendidikan terakhir testee.
·      Melakukan pengetesan.
CFIT terdiri dari 4 sub tes, yang masing-masing sub tes memiliki intruksi yang berbeda-beda dan batasan waktu yang juga berbeda. Tester harus memberikan intruksi secara jelas kepada testee terkait apa yang menjadi tugas testee dalam setiap sub tes. Penjelasan meliputi contoh soal serta cara menjawabnya. Tester juga harus memastikan testee memahami tugasnya sebelum memulai tes atau menyalakan stopwatch. Ada baiknya sebelum memulai tes, tester memberikan kesempatan kepada testee untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang masih belum difahami. Tester harus memberikan secara urut mulai dari sub tes 1 sampai dengan 4, berdasarkan batasan waktu.
·      Melakukan skoring.
Dalam CFIT, semua jawaban benar diberikan nilai 1 dan jawaban salah diberikan nilai 0. Tester harus memeriksa pekerjaan testee dan kemudian mendapatkan skor pada setiap sub tes. Selanjutnya jumlah skor benar dalam setiap sub tes dijumlahkan dan kemudian total ini disesuaikan dengan norma untuk mendapatkan IQ.
·      Menghitung IQ
IQ dalam CFIT diperoleh dari penyesuaian antara skor total dengan norma berdasarkan usia atau norma berdasarkan pendidikan terakhir testee.
Contoh Lembar Skoring CFIT (lampiran)

5.      IST
IST (Intelligenz Structure Test) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953. Menurut Amthauer intelegensia ditanggapi sebagai struktur tersendiri, di dalam kesleuruhan struktur kepribadian manusia. Intelegensia merupakan suatu keseluruhan struktur yang terdiri dari kemampuan-kemampuan jiwa dan rohani yang berfungsi sedemikian sehingga memberikan kemampuan bagi manusia untuk bertindak. IST terdiri dari 9 sub tes yang maisng-masing tes memiliki cara pengerjaan tersendiri dan dibatasi oleh waktu-watu tertentu. IST ini dapat digunakan untuk tes klasikal maupun individual. Hasil akhir dari IST ini adalah grafik dan angka yang menunjukkan taraf kecerdasan.
a.         Tujuan Praktikum
·           Mahasiswa lebih memahami materi, alat dan mampu mengadministrasikan IST dengan baik.
·           Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan pengetesan CFIT dengan benar/ melakukan role play.
·           Mahasiswa mampu melakukan skoring IST dengan benar
·           Mahasiswa mengenali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengadminsitrasian tes IST.
b.        Materi
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan praktikum, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah :
·      Buku Soal IST
·      Lembar jawaban
·      Stopwatch
·      Alat tulis
c.         Tahapan yang perlu dilakukan
·      Mengetahui usia atau latar belakang pendidikan testee.
Norma IST ada dua yaitu berdasarkan usia serta berdasarkan tingkat pendidikan, maka tester harus mengetahui usia testee saat di tes atau pendidikan terakhir testee.


·      Melakukan pengetesan.
IST terdiri dari 9 sub tes, yang masing-masing sub tes memiliki intruksi yang berbeda-beda dan batasan waktu yang juga berbeda. Intruksi sudah tertera di halaman depan setiap sub tes. Tester harus memberikan intruksi secara jelas kepada testee terkait apa yang menjadi tugas testee dalam setiap sub tes. Penjelasan meliputi contoh soal serta cara menjawabnya. Tester juga harus memastikan testee memahami tugasnya sebelum memulai tes atau menyalakan stopwatch. Ada baiknya sebelum memulai tes, tester memberikan kesempatan kepada testee untuk bertanya apabila terdapat hal-hal yang maish belum difahami. Tester harus memberikan secara urut mulai dari sub tes 1 sampai dengan 9, berdasarkan batasan waktu.
·      Melakukan skoring.
Dalam IST, semua jawaban benar diberikan nilai 1 dan jawaban salah diberikan nilai 0. Tester harus memeriksa pekerjaan testee dan kemudian mendapatkan skor pada setiap sub tes. Secara detail, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
*        Tulislah semua skor yang didapatkan pada setiap sub tes pada tempat yang tersedia di bawah setiap sub tes (kotak kecil dibawah sub tes).
*        Pindahkan skor ini ke dalam tabel di bagian RW, lalu jumlahkan skor RW per sub tes dan tulislah hasilnya di kolom jumlah/ JML.
*        Sesuaikan nilai RW dalam setiap sub tes dengan norma RW-SW (berdasarkan tingkat pendidikan atau usia).
*        Buatlah grafik berdasarkan nilai SW setiap sub tes.
*        Sesuaikan nilai jumlah RW dengan norma Standart Score (berdasarkan tingkat pendidikan atau usia).
*        Sesuaikan hasil dari norma standart score dengan norma IST (berdasarkan tingkat pendidikan atau usia).
·      Menghitung IQ
IQ dalam IST diperoleh dari penyesuaian antara nilai yang diperoleh dari standart score dengan norma IST berdasarkan usia atau norma berdasarkan pendidikan terakhir testee.
Contoh Skoring IST (lampiran)

6.      BAKAT
Pemeriksaan dan asesmen psikologi dalam prakteknya sangat banyak mengaplikasikan tes bakat. Tes bakat adalah perangkat penguji suatu kondisi atau karakteristik tertentu dari individu yang hasilnya merupakan cerminan dari gejala kemampuan yang perlu dipadankan dengan suatu pelatihan atau pembelajaran yang sesuai agar diwujudkan dalam tindakan atau perilaku nyata. Bakat atau aptitude lebih pada konsep potensi khusus yang dimiliki seseorang yang tersimpan dalam dirinya sebagai energi yang akan muncul bila diinginkan untuk diwujudkan dalam perilaku nyata. Tes bakat berbeda dengan inteligensi, karena konsep inteligensi lebih mengacu pada pengertian berikut “intelligence is the ability of an organism to solve new problem”. Sedangkan aptitude merupakan konsep potensi khusus yang dimiliki individu yang tersimpan dalam dirinya. Contoh tes bakat adalah :
·           Clerical aptitude test, fungsi psikologi yang diukur adalah perceptual speed.
·           Manual dexterity test, fungsi yang diukur adalah koordinasi vidual-motorik.
·           Mechanical aptitude test, fungsi yang diukur adalah kemampuan mekanik.
·           Spatial visualization, fungsi yang diukur adalah kemampuan ruang
·           Aesthetic judgement and artistic ability, fungsi yang diukur adalah penilaian estetika dan artistic.
·           Musical Talent, fungsi yang diukur adalah bakat music.

7.      MINAT
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Minat sebagai motif yang menunjukkan arah perhatian individu terhadap obyek yang menarik atau menyenangkannya. Minat berbeda dengan bakat, ketika individu menunjukkan minat pada elektronik, misalnya maka hal ini sering dihubungkan dengan dengan pengertian bahwa individu tersebut memiliki bakat pada bidang elektronika. Pada kenyataannya bakat dan minat dapat berjalan tidak sejalan, karena lebih banyak ditemukan individu yang menunjukkan minat bada bidang tertentu namun ternyata tidak menunjukkan bakat pada bidang tersebut. Modul ini akan secara khusus membahas tentang RMIB sebagai salah satu alat tes minat.
a.         Tujuan Praktikum
·           Mahasiswa lebih memahami materi, alat dan mampu mengadministrasikan alat tes minat dengan baik.
·           Mahasiswa mampu melakukan tahapan-tahapan pengetesan dengan benar/ melakukan role play.
·           Mahasiswa mampu melakukan skoring alat tes dengan benar
·           Mahasiswa mengenali kesulitan-kesulitan atau masalah-masalah yang mungkin muncul dalam pengadminsitrasian tes.
b.        Materi
Dalam pelaksanaan praktikum, mahasiswa perlu memastikan kelengkapan alat yang akan menunjang kegiatan praktikum, alat-alat yang harus dipersiapkan adalah :
·      Lembar RMIB
·      Stopwatch
·      Alat tulis
c.         Tahapan yang perlu dilakukan
·      Testee diminta untuk mengurutkan jenis pekerjaan dari yang disukai sampai pekerjaan yang kurang disukai (merangking antara 1 sampai 12)
·      Tester memindahkan angka-angka pilihan testee ke dalam kolom rangkuman yang ada di halaman belakang lembar RMIB mulai dari kelompok A sampai dengan I.
·      Penulisan pindahan ranking kelompok pada setiap kolom tabel dimulai dari setiap kotak bertanda “X” untuk setiap kolom sesuai nomor rangking yang dibuat testee.

Contoh Skoring RMIB
KATEGORI
A
B
C
D
E
F
G
H
I
RANK
P
1.     OUT
X4
11
11
4
11
7
8
12
9
77


2.     ME
6
9X
5
5
6
11
12
3
12
69


3.     COMP
3
7
1X
6
10
8
11
6
8
60


4.     SCIE
2
12
4
1X
7
12
5
8
2
53


5.     PERS
5
1
2
3
1X
6
7
7
6
38
II

6.     AESH
10
3
3
7
3
1X
6
4
3
40
III

7.     LIT
12
5
7
10
5
10
4X
10
11
74


8.     MUS
9
6
9
2
2
2
1
2X
5
38


9.     SOS SER
1
2
8
9
4
4
3
1
1X
33
I

10.       CLEAR
7
4
6
8
8
3
2
5
4
47


11.       PRAC
8
8
12
12
9
5
10
9
11
84


12.       MED
11
10
10
11
12
9
9
10
7
89


                                                                                    TOTAL : 702
Lembar Latihan Mahasiswa
KATEGORI
A
B
C
D
E
F
G
H
I
RANK
P
1.     OUT
X











2.     ME

X










3.     COMP


X









4.     SCIE



X








5.     PERS




X







6.     AESH





X






7.     LIT






X





8.     MUS







X




9.     SOS SER








X



10.       CLEAR












11.       PRAC












12.       MED














3 komentar:

  1. mas punya buku soal tes WISC? kalo punya pm saya yah : igimagaz@gmail.com

    BalasHapus
  2. Dapat buku manual WAIS nya dimana ya?

    BalasHapus
  3. Buku2 manual psikotes bs dipinjam di lab2 kampus yg ada jurusan psikologinya, utk meminjam diperlukan ijazah yg mnyatakan dia adalah psikolog dan surat ijin praktek psikologi. Smg membantu

    BalasHapus