Muhammad Antoso


Selamat Datang di Blogs Antok Pemuda Sumenep Semoga Bermanfaat

Selasa, 22 Januari 2013

TEORI KEPRIBADIAN


Nama  : Moh Antoso
Nim     : B07210076
Kelas   : 5G2
 




JAWABAN UTS MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II
Ø  Pertanyaan

1.    Mengapa Skiner tertarik pada manipulasi tingkah laku manusia?
2.    Jelaskan hubungan antara asumsi dasar Skiner dengan pandangan Behavioristik?
3.    Bagaimana kedudukan reinforcement dalam teori Skiner?
4.    Jelaskan apa saja penyebab terjadinya tingkah laku abnormal menurut Skiner?
5.    Apap saja isi struktur kepribadian menurut Miler dan Dolard?
6.    Habit apa yang paling penting pada manusia menurut Miler?
7.    Kemukakan empat fungsi reasoning?
8.    Jelaskan proses cue producing response dalam belajar?

Ø  Jawaban

1.   Dalam tiga asumsi dasar yang telah disebutkan oleh Skiner salah satunya adalah behavior can be controlled, yaitu tingkah laku dapat dikontrol. Ilmu dapat melakukan antisipasi dan membentuk tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin mengetahui bagaimana tingkah laku, tetapi dia sangat berkeinginan memanipulasinya. Dalam beberapa studi dalam jurnal disebutkan bahwa tingkah laku seseorang dapat dikontrol, yakni tingkah laku seseorang timbul karena adanya dorongan emosi, dan dengan melihat sebuah film dapat membentuk tingkah laku seseorang.
Nah, mengapa Skinner ingin memanipulasi kehidupan manusia, itu karena sebagian mengontrol kejadian atau tingkah laku merupakan tes yang baik terhadap suatu teori. Menurut Skinner, functional analysis of behavior suatu bentuk analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaiman suatu respon timbul mengikuti stimulus atau kondisi tertentu, akan melihat bahwa tingkah laku sebagian besar berada di event antesedennya atau berada di lingkungannya.
2.   Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi psikologi pada umumnya, bahkan menjadi asumsi semua pendekatan ilmiah:
~     Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (Behavior is lawful). Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain (Alwisol,2005:400). Tingkah laku merupakan hasil pengaruh timbal balik dari variable-variabel tertentu yang dapat diidentifikasikan, yang sepenuhnya menentukan tingkah laku. Tingkah laku individu seluruhnya merupakan hasil dari dunia objektif (A.Supratiknya,1993:317-318). Asumsi bahwa seluruh tingkah laku berjalan menurut hukum jelas mengandung implikasi tentang kemungkinan mengontrol tingkah laku. Skinner tidak banyak tertarik pada aspek-aspek tingkah laku yang sangat sukar berubah, misalnya aspek-aspek tingkah laku yang terutama dikuasai oleh warisan hereditas (A.Supratiknya,1993:320).
~     Tingkah laku dapat diramalkan (Behavior can be predicted). Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga meramalkan. Bukan hanya mengenai peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang akan datang. Teori yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dapat dilakukannya prediksi mengenai tingkah laku yang akan datang dan menguji prediksi itu (Alwisol,2005: 400).
~     Tingkah laku dapat dikontrol (Behavior can be controlled). Ilmu dapat melakukan antisipasi dan menentukan/membentuk tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin tau bagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi Skinner sangat berkeinginan memanipulasinya (Alwisol,2005:400-401).
Dalam pandangan behavioristik yang ditokohi oleh John Watson dijelaskan bahwa perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting, jadi menurut pandangan Jhon Watson perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal. Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa antara asumsi dasar Skiner dengan pandangan behavioristik mempunyai kesamaan, yaitu keduanya sama-sama mengatakan bahwa perilaku manusia dapat dikontrol dan juga ada hukum yang mengaturnya. Akan tetapi dalam pandangan behavioristik tidak mengatakan bahwa perilaku manusia juga bsia diramalkan seperti yang telah dikatakan oleh Skiner.
3.   Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan (reinforcement). Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan negatif (negative reinforcement). Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang. Ketentuan reinforcement dalam teori Skinner adalah seagai berikut:
“Perilaku yang diikuti oleh stimulus reinforcement akan memperbesar kemungkinan dilaukannya kembali perilaku tersebut di masa-masa berikutnya. Perilaku yang tidak diikuti oleh stimulus – stimulus reinforcement memperkecil kemungkinan dilakukannya kembali perilaku tersebut di masa – masa berikutnya.”
4.   Skinnner berpendapat bahwa tingkahlaku abnormal berkembang dengan prinsip yang sama dengan dengan perkembangan tingkahlaku normal. Karena itu menurutnya tingkahlaku abnormal dapat diganti dengan tingkahlaku normal dengan cara sederhana, yakni dengan memanipulasi lingkungan. Konsep inplus id yang tertekan, inferiority complexs, anxiety, ego defecne ,krisis identitas, konflik ego- superego, adalah penjelasan yang mengkhayal. Kelainan tingkahlaku adalah kegagalan belajar yang membuat seperangkat respon yang tepat.. kegagalan belajar itu dapat berupa :
a.       Kekurangan tingkah laku (behavior deficit) yaitu tidak memiliki repertoire respon yang dikehendaki karena miskin reinforsemen.
b.      Kesalahan penguatan (schedule reinforcement error) yaitu pilihan responnya tepat, tetapi reinforsemen diterima secara tidak benar sehingga organisme cenderung memakai respon yang tidak dikehendaki.
c.       Kesalahan memahai stimulus (failure in discriminating stimulus) yakni sering terjadi pada pendrita skizoprenik dan psikotik lainnya, yakni orang yang gagal dalam memilah tanda-tanda  yang ada pada stimulus, sehina stimulus yang benar dihubungkan dengan hukuman dan yang salah malahan dihubungkkan dengan reinforsemen. Akibatnya akan terjadi pembentukan tingkahlaku yan tidak dikehendaki.
d.      Merespon secara salah (inapropriate set of respone) yakni terkait dengan ketidak mampuan mengenali penanda spesifik suatu stimulus, orang akhirnya mengembangkan respon yang salah karena justru respon itu yang mendapat reinforsemen.
Dapat disimpulkan bahwa tingkah laku abnormal harus difahami melalui sejarah reinforsemen yang diteriam seseorang. Tingkah laku abnormal itu dapat digantikkan denan cara sederhana, yakni dengan memanipulasi reinforsemen lingkungan mengikuti kondisioning operand an kondisioning responden .

5.   Kebiasaan (habit) adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat struktural. Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Karena itu gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada event khas yang menjadi pengalamannya. Namun susunan kebiasaan itu bersifat sementara. Maksudnya, kebiasaan hari ini mungkin berubah berkat pengalaman baru keesokan harinya. Dollard dan Miller menyerahkan kepada ahli lain rincian perangkat habit tertentu yang mungkin menjadi ciri seseorang, karena mereka lebih memusatkan bahasannya mengenai proses belajar, bukan kepemilikan atau hasilnya. Namun mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal dari orang itu sendiri atau dari orang lain, dan responnya yang umum juga berbentuk verbal. Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives), seperti rasa takut sebagai bagian kepribadian yang relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan hubungan stimulus-respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan stimulus-respon bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur kepribadian Miler dan Dolard terdiri dari kebiasaan (habit), dorongan sekunder, dorongan primer, dan hubungan stimulus-respon bawaan. Namun yang paling penting hanya ada dua yaitu kebiasaan (habit) dan dorongan sekunder.

6.   Menurut Miler dan juga Dolard kebiasaan (habit) yang paling penting adalah kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal (kata-kata) dan respon yang umumnya juga berbentuk verbal.

7.   Reasoning memungkinkan orang menguji alternatif respon tanpa nyata-nyata mencobanya, sehingga menyingkat proses memilih tindakan, memberi kemudahan untuk merencanakan, menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif.

8.   Cue Producing Response itu umumnya terjadi melalui sejumlah event internal yang disebut alur berpikir (train of thought). Reasoning pada dasarnya merupakan pengganti perbuatan nyata menjadi Cue Producing Response internal yang lebih efisien untuk memecahkan masalah daripada mencoba-coba. Reasoning memungkinkan orang menguji alternatif respon tanpa benar-benar mencobanya, sehingga menyingkat proses memilih tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif. Lebih lanjut, urutan berpikir itu dapat dipandang sebagai hubungan stimulus-respon dalam kondisioning klasik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar