Nama : Moh Antoso
Nim : B07210076
Kelas : 5G2
|
JAWABAN UTS MATA KULIAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN II
Ø Pertanyaan
1.
Mengapa
Skiner tertarik pada manipulasi tingkah laku manusia?
2.
Jelaskan
hubungan antara asumsi dasar Skiner dengan pandangan Behavioristik?
3.
Bagaimana
kedudukan reinforcement dalam teori Skiner?
4.
Jelaskan
apa saja penyebab terjadinya tingkah laku abnormal menurut Skiner?
5.
Apap
saja isi struktur kepribadian menurut Miler dan Dolard?
6.
Habit
apa yang paling penting pada manusia menurut Miler?
7.
Kemukakan
empat fungsi reasoning?
8.
Jelaskan
proses cue producing response dalam belajar?
Ø Jawaban
1.
Dalam
tiga asumsi dasar yang telah disebutkan oleh Skiner salah satunya adalah behavior
can be controlled, yaitu tingkah laku dapat dikontrol. Ilmu dapat melakukan
antisipasi dan membentuk tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin
mengetahui bagaimana tingkah laku, tetapi dia sangat berkeinginan memanipulasinya.
Dalam beberapa studi dalam jurnal disebutkan bahwa tingkah laku seseorang dapat
dikontrol, yakni tingkah laku seseorang timbul karena adanya dorongan emosi,
dan dengan melihat sebuah film dapat membentuk tingkah laku seseorang.
Nah, mengapa Skinner ingin memanipulasi kehidupan manusia, itu karena sebagian mengontrol kejadian atau tingkah laku merupakan tes yang baik terhadap suatu teori. Menurut Skinner, functional analysis of behavior suatu bentuk analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaiman suatu respon timbul mengikuti stimulus atau kondisi tertentu, akan melihat bahwa tingkah laku sebagian besar berada di event antesedennya atau berada di lingkungannya.
Nah, mengapa Skinner ingin memanipulasi kehidupan manusia, itu karena sebagian mengontrol kejadian atau tingkah laku merupakan tes yang baik terhadap suatu teori. Menurut Skinner, functional analysis of behavior suatu bentuk analisis tingkah laku dalam bentuk hubungan sebab akibat, bagaiman suatu respon timbul mengikuti stimulus atau kondisi tertentu, akan melihat bahwa tingkah laku sebagian besar berada di event antesedennya atau berada di lingkungannya.
2.
Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar,
dimana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi psikologi pada umumnya,
bahkan menjadi asumsi semua pendekatan ilmiah:
~
Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (Behavior
is lawful). Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan
bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain
(Alwisol,2005:400). Tingkah laku merupakan hasil pengaruh timbal balik dari
variable-variabel tertentu yang dapat diidentifikasikan, yang sepenuhnya
menentukan tingkah laku. Tingkah laku individu seluruhnya merupakan hasil dari
dunia objektif (A.Supratiknya,1993:317-318). Asumsi bahwa seluruh tingkah laku
berjalan menurut hukum jelas mengandung implikasi tentang kemungkinan
mengontrol tingkah laku. Skinner tidak banyak tertarik pada aspek-aspek tingkah
laku yang sangat sukar berubah, misalnya aspek-aspek tingkah laku yang terutama
dikuasai oleh warisan hereditas (A.Supratiknya,1993:320).
~
Tingkah laku dapat diramalkan (Behavior can
be predicted). Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga meramalkan. Bukan
hanya mengenai peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang akan datang. Teori
yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dapat dilakukannya prediksi mengenai
tingkah laku yang akan datang dan menguji prediksi itu (Alwisol,2005: 400).
~
Tingkah laku dapat dikontrol (Behavior can
be controlled). Ilmu dapat melakukan antisipasi dan menentukan/membentuk
tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin tau bagaimana terjadinya
tingkah laku, tetapi Skinner sangat berkeinginan memanipulasinya
(Alwisol,2005:400-401).
Dalam pandangan
behavioristik yang ditokohi oleh John Watson dijelaskan bahwa perilaku manusia
adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting, jadi menurut
pandangan Jhon Watson perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal.
Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat
dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya.
Dari sini dapat
disimpulkan bahwa antara asumsi dasar Skiner dengan pandangan behavioristik
mempunyai kesamaan, yaitu keduanya sama-sama mengatakan bahwa perilaku manusia
dapat dikontrol dan juga ada hukum yang mengaturnya. Akan tetapi dalam
pandangan behavioristik tidak mengatakan bahwa perilaku manusia juga bsia diramalkan
seperti yang telah dikatakan oleh Skiner.
3.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner
mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus
respon akan semakin kuat bila diberi penguatan (reinforcement). Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan negatif (negative reinforcement). Bentuk bentuk penguatan
positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan
negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang. Ketentuan reinforcement
dalam teori Skinner adalah seagai berikut:
“Perilaku yang
diikuti oleh stimulus reinforcement akan memperbesar kemungkinan dilaukannya
kembali perilaku tersebut di masa-masa berikutnya. Perilaku yang tidak diikuti
oleh stimulus – stimulus reinforcement memperkecil kemungkinan dilakukannya
kembali perilaku tersebut di masa – masa berikutnya.”
4.
Skinnner berpendapat bahwa tingkahlaku abnormal
berkembang dengan prinsip yang sama dengan dengan perkembangan tingkahlaku
normal. Karena itu menurutnya tingkahlaku abnormal dapat diganti dengan
tingkahlaku normal dengan cara sederhana, yakni dengan memanipulasi lingkungan.
Konsep inplus id yang tertekan, inferiority complexs, anxiety, ego
defecne ,krisis identitas, konflik ego- superego, adalah penjelasan yang
mengkhayal. Kelainan tingkahlaku adalah kegagalan belajar yang membuat
seperangkat respon yang tepat.. kegagalan belajar itu dapat berupa :
a.
Kekurangan tingkah laku (behavior deficit)
yaitu tidak memiliki repertoire respon yang dikehendaki karena miskin
reinforsemen.
b.
Kesalahan penguatan (schedule reinforcement
error) yaitu pilihan responnya tepat, tetapi reinforsemen diterima secara
tidak benar sehingga organisme cenderung memakai respon yang tidak dikehendaki.
c.
Kesalahan memahai stimulus (failure in
discriminating stimulus) yakni sering terjadi pada pendrita skizoprenik dan
psikotik lainnya, yakni orang yang gagal dalam memilah tanda-tanda yang
ada pada stimulus, sehina stimulus yang benar dihubungkan dengan hukuman dan
yang salah malahan dihubungkkan dengan reinforsemen. Akibatnya akan terjadi
pembentukan tingkahlaku yan tidak dikehendaki.
d.
Merespon secara salah (inapropriate set of
respone) yakni terkait dengan ketidak mampuan mengenali penanda spesifik
suatu stimulus, orang akhirnya mengembangkan respon yang salah karena justru
respon itu yang mendapat reinforsemen.
Dapat disimpulkan bahwa tingkah laku abnormal
harus difahami melalui sejarah reinforsemen yang diteriam seseorang. Tingkah
laku abnormal itu dapat digantikkan denan cara sederhana, yakni dengan
memanipulasi reinforsemen lingkungan mengikuti kondisioning operand an
kondisioning responden .
5.
Kebiasaan (habit)
adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat
struktural. Habit adalah ikatan atau asosiasi
antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam
kepribadian. Karena itu gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada event khas
yang menjadi pengalamannya. Namun susunan kebiasaan itu bersifat sementara.
Maksudnya, kebiasaan hari ini mungkin berubah berkat pengalaman baru keesokan
harinya. Dollard dan Miller menyerahkan kepada ahli lain rincian perangkat habit
tertentu yang mungkin menjadi ciri seseorang, karena mereka lebih memusatkan
bahasannya mengenai proses belajar, bukan kepemilikan atau hasilnya. Namun
mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal
dari orang itu sendiri atau dari orang lain, dan responnya yang umum juga
berbentuk verbal. Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary
drives), seperti rasa takut sebagai bagian kepribadian yang
relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan hubungan
stimulus-respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur
kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena
dorongan primer dan hubungan stimulus-respon bawaan ini menentukan taraf umum
seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur
kepribadian Miler dan Dolard terdiri dari kebiasaan (habit), dorongan
sekunder, dorongan primer, dan hubungan stimulus-respon bawaan. Namun yang
paling penting hanya ada dua yaitu kebiasaan (habit) dan dorongan
sekunder.
6.
Menurut Miler dan juga Dolard kebiasaan
(habit) yang paling penting adalah kelompok habit dalam bentuk stimulus
verbal (kata-kata) dan respon yang umumnya juga berbentuk verbal.
7.
Reasoning memungkinkan orang
menguji alternatif respon tanpa nyata-nyata mencobanya, sehingga menyingkat
proses memilih tindakan, memberi kemudahan untuk merencanakan, menekankan
tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih
efektif.
8.
Cue Producing Response itu
umumnya terjadi melalui sejumlah event internal yang disebut alur berpikir
(train of thought). Reasoning pada dasarnya merupakan pengganti
perbuatan nyata menjadi Cue Producing Response internal yang lebih
efisien untuk memecahkan masalah daripada
mencoba-coba. Reasoning memungkinkan orang menguji alternatif respon
tanpa benar-benar mencobanya, sehingga menyingkat proses memilih tindakan pada
masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif. Lebih
lanjut, urutan berpikir itu dapat dipandang sebagai hubungan stimulus-respon
dalam kondisioning klasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar