Pada tahun 1988 AA Gym menikah dengan istri pertamanya
adalah Hj Ninih Muthmainnah atau dikenal juga dengan sebutan "Teh
Ninih", dan telah dikaruniai tujuh anak. Pada tahun 1990, KMIW
mendirikan Pondok Pesantren Darut Tauhid (DT) di rumah orang tua Aa Gym
yang kemudian pindah lokasi ke Jalan Gegerkalong Girang 38 yang awalnya berupa
rumah pondokan dengan 20 kamar yang akhirnya dibeli angsung dari pemiliknya
dengan harga Rp 100 juta. Ide pembentukan DT terilhami oleh keberhasilan
gerakan Al-Arqom dari Malaysia yang sukses mengembangkan kemandirian dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara Islami. Dengan perbedaannya DT
tidak bersifat eksklusif seperti Al-Arqom tetapi terbuka untuk semua orang.
Pada tahun 1993, Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid
dibangun menjadi gedung permanen berlantai tiga. Lantai satu digunakan untuk
kegiatan perekonomian, lantai dua dan tiga dijadikan masjid. Pada 1994,
didirikan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT untuk menopang dakwahnya.
Pada 1995 sekitar 50 meter dari masjid, seorang jemaah membelikan sebidang
tanah berikut bangunannya di Jalan Gegerkalong Girang 30 D yang kemudian
digunakan sebagai kantor yayasan, kediaman pemimpin pondok, Taman Kanak-kanak
Al-Qur’an (TKA) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), ruang pertemuan, ruang
produksi konveksi, gudang, dan kamar para santri. Pada akhir tahun 1997 Gedung
Kopontren empat lantai di seberang masjid ini digunakan untuk kantor Baitul Mal
wat-Tamwil (BMT), penerbitan dan percetakan, swalayan dan mini market, warung
telekomunikasi, dan lainnya.
Pada tahun 1999, DT berhasil memiliki Radio Ummat yang mengudara sejak 9
Desember 1999, mendirikan CV House and Building (HNB), PT MQs (Mutiata Qolbun
Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainnah 2000, Radio Bening Hati, dan
membangun Gedung Serba Guna, seluruh aset ini diperkirakan bernilai 6 miliar
rupiah. Pada tahun 2000, Aa Gym mulai tampil berdakwah di TV Nasional. Ia
menjadi salah satu pengisi acara tetap dalam program Hikmah Fajar di RCTI. Pada
tahun 2001, Aa Gym memiliki program mandiri di bawah rangkaian program Hikmah
Fajar berjudul "Manajemen Qolbu". Pada tahun 2002, Aa Gym telah
memiliki 15 usaha penerbitan yang telah menerbitkan 32 judul buku dan lusinan
kaset serta VCDnya sebagai media menyebarkan dakwahnya. Aa Gym tercatat
menerima 1.200 undangan untuk menjadi pembicara setiap bulannya. Tarif siarnya
untuk berdakwah bisa mencapai USD 100.000 per jam pada bulan Ramadhan, dan
penampilannya menjadi rebutan stasiun-stasiun TV. Usaha lainnya yang ia miliki
adalah penyiaran radio, studio mini televisi, dan usaha media lainnya termasuk
kantor situs-situs web, koperasi supermarket, mesjid dan pesantren berkapasitas
500 santri, dua panti asuhan, rumah persinggahan untuk menampung pengunjung
yang datang, serta penyelenggaraan seminar-seminar pelatihan manajemen yang
tarifnya mencapai USD 200 per kepala. Ulil Abshar-Abdalla dari Jaringan Islam
Liberal menjulukinya "Layaknya Britney Spears dalam Islam," , Majalah
Time mempertanyakan apakah ia hanya pedagang yang menggunakan agama sebagai
alat untuk menarik keuntungan, dan Solahuddin Wahid dari NU berpendapat bahwa
kekuatan Aa Gym terletak pada ketulusannya.
Pada tahun 2004, Aa Gym membawakan program bertemakan politik berjudul
Ada Aa Gym di RCTI berkaitan dengan pelaksanaan Pemilu 2004. Aa Gym menjadi
populer karena mengenalkan cara berdakwah yang unik dengan gaya teatrikal
dengan pesan-pesan dakwah Islami yang praktis dan umum diterapkan pada
kehidupan sehari-hari. Pesan-pesan dakwahnya berkisar pada pengendalian diri,
hati nurani, toleransi dan keteguhan iman. Aa Gym digemari oleh ibu-ibu rumah
tangga karena ia membangun citra sebagai sosok pemuka agama yang berbeda dengan
ulama lainnya. Ketika para ulama “konvensional” berdakwah tentang keutamaan
salat, puasa, dan kemegahan surga, Aa Gym memilih untuk bercerita tentang
pentingnya hati yang tulus, keluarga yang sakinah dengan menggunakan bahasa
sehari-hari yang ringan dan menyenangkan. Topik pembahasannya seputar keluarga
dan pemirsanya terkonsentrasi pada ibu-ibu rumah tangga, citranya pun didaulat
menjadi “ustad keluarga bahagia.” Hal ini menjadi kontroversial ketika media
mengumumkan Aa Gym berpoligami dan menikah lagi dengan Alfarini
Eridani atau dikenal juga dengan sebutan "Teh Rini" pada
bulan Desember 2006 seorang mantan Model.
Pada Desember 2007, Aa Gym muncul untuk pertama kalinya pada acara
wawancara Kick Andy di
Metro TV setelah absen akibat kontroversi poligami. Ia merasa berat tampil di
media massa karena berpendapat bahwa ia telah didzolimi oleh pers setelah
berpoligami, walaupun akhirnya menyanggupi hadir pada wawancara ini dan
dipertemukan dengan "Aa Jimmy" versi komedi dari Aa Gym yang mengisi
kekosongan Aa Gym di media saat ia absen. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengapa ia tega menyakiti hati istri dan keluarga dengan kawin lagi,
perasaannya 'ditinggal' oleh para pengagumnya, hingga isu bisnisnya hancur
setelah berpoligami.
Pada Maret 2008, rumah tangga Aa Gym dikabarkan retak karena kedua
istrinya ribut dan Aa Gym pisah rumah dengan istri pertamanya, namun hal ini
dibantah dan Aa Gym mengaku bahwa rumah tangganya rukun-rukun saja [26]. Aa Gym
pun emosi dan berkata bahwa wartawan memakan gaji haram dan memperingatkan agar
mereka menghormati hak-hak pribadi orang saat bertugas. Pada Desember 2010,
istri pertama Aa Gym telah menggugat cerai di pengadilan agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar