Muhammad Antoso


Selamat Datang di Blogs Antok Pemuda Sumenep Semoga Bermanfaat

Rabu, 28 Desember 2011

KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN BAYI


LAPORAN OBSERVASI

KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN BAYI
( Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Psikologi Perkembangan)




Oleh:

Moh Antoso
( B07210076 )

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS DAKWAH
IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2011



DAFTAR ISI

1.      DAFTAR ISI………………………………………………..……i
2.      TEORI……………………………………………………………1
2.1  Pengertian Perkembangan………………………………...1
2.2  Teori Perkembangan…………………………………..….2
2.3  Metode Penelitian………………………………………...3
2.4  Karakteristik Perkembangan Bayi………………………..4
2.5  Tugas-tugas Perkembangan Bayi…………………………9
3.      HASIL OBSERVASI LAPANGAN……………………………13
3.1  Karakteristik Bayi………………………………………..13
3.2  Masalah…………………………………………..………16
3.3  Solusi………………………………………….…………16
4.      KESIMPULAN…………………………………….……………18
5.      DAFTAR PUSTAKA…………………………...……………….19

 
1.      TEORI

A.    Pengertian Perkembangan

Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.[1]
Istilah perkembangan berarti serangkain perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van Den Daele “perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”(114). Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.[2]
Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan: “Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan”.
Menurut Dra. Kartini Kartono dalam Psikologi Anak: “Psikologi perkembangan (psikologi anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, samapai periode adolesens menjelang dewasa”.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut kiranya dapat diambil pemahaman yang lebih sederhana tentang pengertian psikologi perkembangan yakni suatu cabang dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa, seseorang baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.

B.     Teori Perkembangan

Mengenai masalah teori perkembangan, para tokoh psikologi perkembangan mempunyai teori-teori sendiri, diantaranya Francis Bacon dengan teori Empirisme, Shopenhauer dengan teori Nativisme, Williams Stern dengan teori Konvergensi, Hackel dengan teori Rekapitulasi, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, saya memilih teorinya Williams Stern yaitu teori Konvergensi, yaitu teori yang mengatakan bahwa perkembangan psikis dan fisik anak dipengaruhi oleh keturunan (bakat) dan lingkungan. Sebab, menurut saya dan juga banyak tokoh teori inilah yang paling banyak terjadi dalam kehidupan. Untuk lebih lengkapnya akan dijelaskan di bawah ini mengenai teori Konvergensi.
Konvergensi (converge = memusatkan pada satu titik; bertemu). Teori ini penganjur utamanya adalah Willliams Stern dibantu istri setianya Clara Stern. Diungkapkan bahwa perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling menopang, yakni faktor bakat dan faktor pengaruh lingkungan, keduanya tidak dapat dipisahkan (intedependence) seolah-olah memadu, bertemu dalam satu titik. Disini dapat dipahami bahwa kepribadian seorang anak akan berbentuk dengan baik apabila dibina oleh suatu pendidikan (pengalaman) yang baik serta ditopang oleh bakat yang merupakan pembawaan lahir.[3]
Teori ini berusaha menghilangkan keberat-sebelahan antara teori Nativisme dan teori Empirisme dengan cara mengkombinasikan antara pembawaan dan lingkungan. Antara keduanya mempunyai peranan yang sama-sama penting. Bakat perlu berkembang, dan untuk berkembang perlu bantuan dari lingkungan. Pembawaan dan lingkungan sesungguhnya bekerja sama dalam menentukan arah perkembangan.[4]
C.     Metode
Teknik dan cara penyelidikan yang dipakai dalam psikologi perkembangan, pada prinsipnya sama dengan cara penelitian yang digunakan dalam ilmu pengetahuan lainnya, sehingga banyak cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dalam ilmu ini.
Dalam penelitian ini, saya menggunakan dua metode yaitu metode umum dan metode khusus (spesifik). Metode umum yang dipakai adalah metode transversal sedangkan metode khususnya adalah metode observasi.
Metode Transversal atau kros seksional adalah suatu pendekatan yang dipergunakan untuk melakukan penelitian beberapa kelompok anak dalam jangka waktu yang relatif singkat. Metode Transversal diselidiki orang-orang atau kelompok orang dan tingkat usia yang berbeda-beda.
Metode Observasi adalah metode yang paling dasar dilakukan dari semua metode yang ada. Yakni mengadakan pengamatan secara cermat, dan sistematis serta membutuhkan adanya keluwesan tertentu (tidak kaku). Agar semua aktivitas anak yang diselidiki selalu wajar. Kegiatan ini harus diiringi dengan pencatatan hasil secara teliti dari gejala yang ada.[5]
Sedangkan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dari anak yang saya observasi dalam penelitian ini, saya melakukan interview atau wawancara langsung dengan orang tua dari anak. Walaupun tampaknya sederhana metode inipun membutuhkan adanya keterampilan tersendiri dan menghindari kesan yang dibuat-buat (semu), sehingga menyulitkan diperolehnya data yang dikehendaki yakni data yang asli.
D.    Karakteristik Perkembangan Bayi
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Meskipun masa bayi sering dianggap sebagai masa bayi baru lahir, tetapi label masa bayi akan digunakan untuk membedakannya dengan periode pascanatal yang ditandai dengan keadaan sangat  tidak berdaya.[6]
Masa bayi dimulai sejak berakhirnya masa orok sampai akhir tahun kedua dari kehidupan. Masa bayi ini memiliki ciri-ciri perkembangan fisik, inteligensi, emosi, bahasa, bermain, pengertian, kepribadian, moral, dan kesadaran beragama. Uraian lebih lanjut sebagai berikut.
1.    Perkembangan Fisik
a.    Pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengendur.
b.    Pola perkembangan bayi pria dan wanita sama.
c.    Tinggi badan secara proporsional lebih lambat dari pertumbuhan berat badan selama tahun pertama dan lebih cepat pada tahun kedua.
d.   Dari 20 gigi seri, kira-kira 16 telah tumbuh selama masa bayi berakhir. Gigi pertama muncul kira-kira pada usia 6-8 bulan. Gigi seri bawah muncul terlebih dahulu kemudian menyusul tumbuhnya gigi seri bagian atas. Pada umur satu tahun, rata-rata bayi mempunyai 4-6 gigi, dan pada umur dua tahun 16 gigi.
e.    Pertumbuhan otak tampak dengan bertambah besarnya ukuran tengkorak kepala. Diperkirakan seperempat (1/4) dari berat otak orang dewasa dicapai pada usia sembilan bulan dan tiga perempat (3/4) pada akhir tahun kedua.
f.     Organ keindraan berkembang dengan cepat selama masa bayi dan sanggup berfungsi dengan memuaskan sejak bulan-bulan pertama dari kehidupan.
g.    Fungsi-fungsi fisiologis. Masa bayi merupakan masa dimana dasar pembinaan pola-pola fisiologis seperti makan, tidur dan buang air harus terbentuk.
h.    Perkembangan penguasaan otot-otot.
2.    Perkembangan Inteligensi
Sejak tahun pertama dari usia anak, fungsi inteligensi sudah mulai tampak dalam tingkah lakunya, misalnya dalam tingkah laku motorik dan berbicara. Anak yang cerdas menunjukkan gerakan-gerakan yang lancar, serasi, dan koordinasi. Sedangkan anak yang kurang cerdas, gerakan-gerakannya kaku, dan kurang terkoordinasi. Anak yang cerdas cepat pula perkembangan bahasanya.[7]
Perkembangan kemampuan motorik (berjalan) pada anak yang cerdas dimulai pada usia 12 bulan, anak yang sedang pada usia 15 bulan, yang moron 22 bulan, dan yang idiot 30 bulan. Dalam perkembangan bahasa (berbicara), anak yang cerdas mulai berbicara pada usia 16 bulan, moron 34 bulan, dan idiot 51 bulan.
3.    Perkembangan Emosi
a.    Usia 0,0-8 minggu
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi (impulsif). Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi (fisik), dengan kualitas perasaan senang dan tidak senang jasmaniah.
b.    Usia 8 minggu-1 tahun
Pada usia ini perasaan psikis sudah mulai berkembang. Anak merasa senang (tersenyum) apabila melihat mainan yang digantungkan di depan matanya, atau melihat orang yang telah dikenalnya. Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda, situasi, atau orang asing (menangis apabila dipangku oleh orang yang tidak dikenalnya). Pada fase ini perasaan anak mengalami diferensiasi (penguraian), yaitu dari perasaan senang dan tidak senang jasmaniah menjadi perasaan-perasaan senang, tidak senang, marah, jengkel, terkejut, dan takut.
c.    Usia 1,0 tahun-3,0 tahun gejala-gejala perkembangan emosi pada usia ini, perkembangan emosinya sebagai berikut.
ü Emosinya sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda atau makhluk lain).
ü Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah dimulai pada usia 2 tahun maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa.
ü Sifat-sifat perasaan anak pada fase ini:
·      Labil, artinya mudah kembali berubah(sebentar menangis, kemudian berubah).
·      Mudah tersulut (dipengaruhi) tetapi tidak bertahan lama dan sifatnya dangkal.
4.    Perkembangan Bahasa
Ada tiga bentuk pra bahasa yang normal muncul dalam pola perkembangan bahasa, yakni menangis, mengoceh, dan isyarat. Menangis adalah lebih penting karena merupakan dasar bagi perkembangan bahasa yang sebenarnya. Isyarat dipakai bayi sebagai pengganti bahasa, sedangkan pada anak yang lebih tua atau orang dewasa, isyarat dipakai sebagai pelengkap bahasa. Karena bahasa dipelajari melalui proses meniru maka bayi perlu memperoleh model atau contoh yang baik suoaya dapat meniru kata-kata yang baik.
Mengenai pentahapan perkembangan ini, William Stern dan Clara Stern (Abu Ahmadi, 1977) dalam Die Kindersprach (bahasa kanak-kanak) mengemukakan sebagai berikut.[8]
a.    Masa permulaaan, stadium purwoko (6-12 bulan). Masa ini disebut masa meraban, yaitu masa mengeluarkan bermacam-macam suara yang tidak berarti. Masa ini sebagai permainan pelatihan alat-alat suara kerongkongan, mulut, dan bibir. Pada masa ini anak sering mengulang beberapa suku kata, seperti ba-ba-ba, ma-ma-ma, dan pa-pa-pa.
b.    Masa pertama, stadium kalimat satu kata (12-16 bulan). Pada masa ini anak sudah bisa mengucapkan kata, misalnya mama, papa, dan mamam. Sepatah kata ini sudah merupakan kalimat, tetapi kalimat tidak lengkap.
c.    Masa kedua, stadium nama (16-24 bulan). Pada masa ini anak sudah mulai timbul kesadaran bahwa setiap orang atau benda mempunyai nama, sehingga disebut Stadium nama. Disamping nama benda dan orang, juga nama-nama perbuatan yang disaksikan.
5.    Perkembangan Bermain
Pada masa anak mencapai usia 3 bulan, penguasaan tangannya telah sedemikian berkembang sehingga memungkinkan dia dapat bermain dengan boneka, atau yang lainnya. Pada masa ini juga, anak merasakan kegembiraannya atau kesenangannya dengan membalikkan badannya dari satu sisi ke sisi lainnya, menendang-nendang, dan memperhatikan gerakan-gerakan tangannya. Pada usia tahun kedua, permainannya sudah mulai teratur dan boneka dipakai untuk berbagai macam kegiatan permainan. Ciri khas pada masa ini adalah permainannya banyak melibatkan kegiatan-kegiatanberjalan, melemparkan dan memungut kembali benda-benda, dan memasukkan atau mengeluarkan benda-benda dari tempatnya.
6.    Perkembangan Pengertian
Bayi memulai hidupnya dengan tidak mempunyai pengertian tentang apa yang ada di lingkungannya. Dia memperoleh pengertian tentang apa yang diamatinya melalui kematangan dan belajar. Pada awal tahun pertama, tingkah laku bayi menunjukkan bahwa ia menafsirkan hal-hal yang baru berdasarkan yang lama. Setelah mencapai usia dua tahun, ia telah mampu membuat kesimpulan sederhana berdasarkan pengalaman-pengalaman serupa yang dilihat ada hubungannya. Pengertian pertama bagi bayi tentang objek diperoleh melalui penjelasan sensorinya (pengindraannya) melihat, meraba, mencium, dan mengecap.
7.    Perkembangan Kepribadian
Pada masa ini masih berkembang sikap egosentris (aku di pusat). Ini berarti bahwa anak memandang segala sesuatu dilihat dari sudut pandang sendiri, dan ditujukan untuk kepentingan dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak menghiraukan kepentingan orang lain. Dia adalah raja atau ratu kecil yang hanya memerintah dunia sekitarnya.
Sikap egosentris ini mempengaruhi sikap sosialnya, seperti semua orang harus melayani dirinya, semua orang harus tunduk pada kehendaknya, dan segala sesuatu yang dikehendakinya harus ada dan harus dipenuhinya.
Sikap-sikap yang tanpaknya tidak baik ini merupakan keadaan yang normal atau wajar bagi perkembangan usia bayi karena masa ini masih sangat dikuasai nalurinya (bersifat impulsif), dan kemampuan berpikirnya belum ckup berkembang.
8.    Perkembangan Moral
Seorang anak yang dilahirkan belum memiliki pengertian tentang apa yang baik atau tidak baik. Pada masa ini tingkah laku anak hampir semuanya didominasi oleh dorongan naluriah belaka. Oleh karena itu, tingkah laku anak belum bisa dinilai sebagai tingkah laku bermoral atau tidak bermoral. Pada masa ini, anak cenderung suka mengulangi perbuatan yang menyenangkan, dan tidak mengulangi perbuatan yang menyakitkan.
9.    Perkembangan Kesadaran Beragama
Menurut Arnold Gessel, anak pada usia ini sudah mempunyai perasaan ketuhanan. Perasaan ini sangat memegang peranan penting dalam diri pribadi anak. Perasaan ketuhanan pada masa ini merupakan fundamen bagi pengembangan perasaan ketuhanan periode selanjutnya. Seiring dengan perkembangan kognisi, emosi dan bahasa anak maka untuk membantu perkembangan kesadaran beragamanya.

                                                       
E.     Tugas-Tugas Perkembangan Bayi
Robert J. Hafighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang itu ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Tugas-tugas ini dalam batas-batas tertentu bersifat khas (spesifik) untuk masa-masa kehidupan seseorang. Secara garis besar, Havighurst menegaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang dalam masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaannya.
Adapun bentuk tugas-tugas perkembangan pada usia bayi adalah sebagai berikut.[9]
a.         Belajar berjalan.
Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.
b.         Belajar memakan makanan padat.
Hal ini terjadi pada tahun kedua, system alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.
c.         Belajar berbicara.
Yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan perantaraan suara itu. Untuk itu, diperlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara. Ada dua pendapat mengenai cara permulaan anak dalam belajar berbicara, yaitu:
o    Pendapat pertama, mengemukakan bahwa bayi mulai belajar bicara dengan jalan mengeluarkan macam-macam suara yang tidak berarti (meraban). Kemudian orang di sekitarnya mengajarkan kepadanya nama-nama atau kata-kata tentang sesuatu secara teratur dalam situasi tertentu sampai anak belajar mengasosiasikan (menghubung-hubungkan) suara-suara tertentu dengan benda atau situasi (perilaku) tertentu. Misalnya, suara “bapak” yang diucapkan anak secara kebetulan, kemudian oleh orang di sekitarnya diulanginya apabila sang ayah hadir di dekatnya, maka terjadilah asosiasi antara “bapak” dengan orangnya.
o    Pendapat kedua, justru sebaliknya, menurut teori ini suara bayi tidaklah secara kebetulan tetapi mempunyai arti baginya karena suara-suara itu mengekspresikan (menyatakan) perasaan-perasaannya. Perkembangan selanjutnya dari belajar bahasa ini terjadi dengan jalan meniru (imitasi).
d.        Belajar buang air kecil dan buang air besar.
Tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak di bawah usia 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.
e.         Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
Melalui observasi atau pengamatan anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap alat kelaminnya sendiri maupun orang lain.Agar pengenalan jenis kelamin berjalan normal, maka orang tua perlu memperlakukan anaknya, baik dalam memberikan mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.
f.          Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperature badannya mudah berubah. Perbedaan vareasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar garam dan gula dalam darah dan air dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah, bagi anak diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan jasmaniah ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.
g.    Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam.
Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang komplek dan membingungkan. Lama-kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya. Perkembangan lebih lanjut, anak menemukan keteraturan dan dapat membentuk generalisasi (kesimpulan) dari berbagai benda yang pada umumnya mempunyai cirri yang sama.
h.    Belajar mengadakan hubungan emosianal dengan orang tua, saudara, dan orang lain.
Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya menggunakan berbagai usaha, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya di kemudian hari.
i.      Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati.
Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naïf, dimana kenikmatan dianggapnya baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertambah besar ia harus belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan orang lain. Anak mengenal pengertian baik dan buruk, benar dan salah ini dipengaruhi oleh pendidikan yang diperolehnya. Pada mulanya anak belajar apa yang dilarang itu berarti buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu berarti baik atau benar. Pengalaman ini merupakan permulaan pembentukan kata hati anak. Perkembangan selanjutnya terjadi melalui nasehat, bimbingan, buku-buku bacaan dan analisis pikiran sendiri.
Sebagian besar tugas-tugas perkembangan ini belum dapat sepenuhnya dikuasai pada saat masa bayi hampir berakhir, tetapi dasar-dasarnya harus sudah diletakkan. Ketika masa bayi berakhir, semua bayi normal sudah belajar berjalan, meskipun dengan tingkat kecakapan yang berbeda-beda. Mereka juga sudah belajar memakan makanan keras dan mencapai stabilitas fisiologis yang cukup baik. Pembuangan kotoran yang merupakan tugas utama sudah dapat dikendalikan dan akan sepenuhnya dikuasai dalam waktu setahun atau dua tahun.
2.      HASIL OBSERVASI LAPANGAN
                       
A.    Karakteristik Bayi

Subjek (bayi) yang saya observasi dalam penelitian ini namanya adalah Abdullah Azhar. Ayahnya bernama Ismara Yudahadi dan ibunya bernama Fatiya Danar Esnirarin. Azhar dilahirkan pada tanggal 26 November 2010. Sekarang umur Azhar sudah mencapai satu tahun lebih satu bulan (13 bulan). Dia anak ke-2 dari dua bersaudara. Bayi ini lahirnya di rumah bidan dan lahir dengan sehat dan normal. Saat lahir berat badannya sudah 8 kg dan tingginya 79 cm. Meskipun Azhar lahir dengan normal dan sehat, namun ada yang satu hal yang agak aneh saat lahir. Kalau kebanyakan bayi lahir dengan keadaan langsung menangis, tapi Azhar tidak langsung menangis. Ini terjadi karena pada waktu lahir di leher bayi ini masih terkalungi dua usus.
Kalau dilihat dari segi perkembangan fisik, Azhar lebih mirip dengan bapaknya. Sedangkan kalau dilihat dari warna kulit, dia lebih mirip dengan ibunya yaitu berkulit putih. Tapi dari segi wajah kata banyak orang dia lebih mirip dengan sepupu dari ayahnya.
Mulai dari lahir sampai sekarang berumur 13 bulan Azhar disusui langsung oleh ibunya (diberi ASI). Sebab, ibunya mengerti bahwa ASI itu jauh lebih bagus dibanding dengan susu yang lain. Dan pada saat umurnya mencapai 6 bulan bayi ini diberi makan bubur, lalu setelah umurnya bertambah menjadi 8 bulan ibunya mengganti makanan pokoknya dengan nasi lembek (nasi yang dikucek). Dalam sehari Azhar makannya 3 kali, yaitu pagi, siang, dan sore setelah isyak.
Dalam hal mengasuh dan mendidik bayi ini dari awal sampai sekarang diasuh dan dididik sendiri oleh kedua orang tuanya. Tidak hanya ibu yang berkewajiban dalam keluarga ini, tapi seorang ayah pun juga ikut memperhatikan dan membantu dalam mendidik dan mengasuh Azhar. Bahkan, karena saking pentingnya kebersamaan keluarga bersama bayi, kedua orang tuanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih buka usaha di rumah yaitu dengan membuka toko.
Pertumbuhan fisik anak ini dari sejak lahir berjalan dengan normal, tidak cepat dan juga tidak lamban. Giginya mulai tumbuh sejak berumur 6 bulan, yaitu sebanyak 4 gigi (2 gigi atas dan 2 gigi bawah). Dan sekarang gigi Azhar yang tumbuh sudah sebanyak 8 gigi. Pada saat umurnya mencapai tujuh bulan Azhar sudah mulai bisa duduk sendiri dengan fasih. Dan setelah bisa duduk langsung berlanjut bisa merangkak. Sekarang dia sudah bisa berdiri sendiri tanpa dibantu oleh siapapun, namun saat ditanya kepada ibunya pada saat umur berapa mulai belajar berdiri si ibu lupa. Sedangkan mulai belajar berjalan sejak umur 11 bulan, hingga sekarang umur 13 bulan sudah bisa berjalan hanya saja masih belum lancar. Kalau berjalan beraninya hanya ½ meter sudah berhenti. Kata orang tuanya Azhar masih mempunyai rasa takut untuk berjalan sampai jauh.
Mengenai hal berbicara bayi ini masih belum bisa berbicara. Dia dalam kesehariannya hanya selalu mengucapkan “mama, ici, dan kai”. Kata-kata yang sering diucapkan oleh anak ini ternyata mempunyai makna, kalau “mama” biasanya panggilan buat ibunya, “ici” panggilan buat bapaknya, dan “kai” panggilan untuk kakeknya.
Tangan Azhar sudah bisa memegang benda sendiri dengan baik. Misalnya ketika bermain dengan alat-alat mainan yang diberikan padanya. Kadang dia sering bertengkar dengan kakaknya ketika berebutan mainan. Bahkan kalau mau makan dia mulai belajar untuk makan sendiri tanpa disuapin oleh ibunya.
Setiap hari pekerjaan bayi hanyalah menangis dan menangis. Ada bayi yang menangisnya keseringan (selalu nangis), ada yang sulit untuk menangis bahkan tak pernah menangis, dan ada juga yang nangis dengan normal. Azhar termasuk bayi yang normal dalam hal menangis, karena dia kalau menangis hanya di waktu-waktu yang wajar saja, yaitu saat mau tidur, bangun tidur, ketika minta sesuatu belum dikasik, dan kadang juga saat berebut mainan dengan kakaknya. Apabila sedang menangis, orang tuanya tidak kesulitan untuk mendiamkan tangisan si Azhar. Kalau saat mau tidur menangis cara mendiamkan hanya dikelonin dan disusui saja sudah diam dan langsung tidur, sedangkan kalau bangun tidur menangis cukup dengan cara digendong.
Waktu tidur anak ini terbagi menjadi tiga waktu. Yaitu jam 10 pagi, jam 3 atau 4 sore, dan jam 10 malam. Rata-rata lama tidurnya sampai dua jam sekali tidur kecuali malam hari. Kalau pagi bangun tidurnya jam ½ enam, siang hari bangunnya sekitar jam12, sedangkan kalau sore bangunnya hampir maghrib.
Samapai saat ini Azhar sudah mulai diajari atau dikenalkan dengan ajaran-ajaran agama oleh bapak ataupun bapaknya. Misalnya kalau mau tidur, mau makan, mau minum, dan bangun tidur orang tuanya selalu mengajari untuk membaca do’a. Pada saat menggendong biasanya sambil diiringi dengan dzikir-dzikiran, lagu-lagu islami, nama-nama Tuhan. Selain itu orang tuanya jga sudah mulai mengenalkan hurf-huruf hijaiyah dalam al-Qur’an.
Untuk buang air besar dan kencing Azhar masih belum bisa memberi tahu kalau dia mau kencing. Dia masih saja seenaknya kencing sendiri dimanapun dan kapanpun. Bahkan, biasanya bayi kan ditatur oleh ibunya kalau mau berak, tapi Azhar tidak mau kalau ditatur.
Anak ini sudah mulai tahu dan mengerti dengan pembicaraan atau perintah/larangan dari orang lain. Selain itu dia sudah bisa membedakan antara ibu dan bapaknya. Dan dia juga mulai bisa mengerti dengan adanya perintah atau larangan untuk melakukan sesuatu yang diberikan oleh ibu atau bapaknya. Artinya saat ini Azhar bisa mengerti dengan pembicaraan orang tapi belum bisa mengungkapkan apa maksud hatinya.
Azhar tidak mempunyai penyakit khusus serius yang ada pada dirinya, baik itu fisik maupun psikis. Juga tidak pernah sakit-sakitan, hanya saja dia sakit dengan sewajarnya yaitu kadang panas, pilek, dan batuk. Penyakitnya datang secara normal tergantung cuaca lingkungan hidup.
Saat orang tuanya ditanya apakah ada tips-tips khusus dalam mendidik dan mengasuh anak, katanya tidak ada hanya saja mereka orang tuanya mendidik dan mengasuhnya dengan cara teratur. Dan ada sedikit yang kurang disukai oleh orang tuanya dari anak ini, yaitu si Azhar tubuhnya kecil, kurus, dan suka memaksa. Tapi ada juga yang sangat disukai dan bikin orang tuanya selalu sayang kepada Azhar, yaitu Azhar anak yang lucu, imut, dan murah senyum.
Itulah ciri-ciri yang dimiliki oleh Abdullah Azhar, baik secara fisik maupun psikis.
B.     Masalah
Sebenarnya tidak ada masalah pada bayi ini, semua tugas-tugas perkembangannya sudah terjalani atau tercapai semua, hanya saja ada beberapa tugas perkembangan yang masih belum berjalan dengan sempurna atau lancar. Yaitu,
1.    Pada saat lahir tidak langsung menangis (karena saat keluar dari rahim ibunya leher bayi masih terkalung usus).
2.    Belum bisa berjalan sendiri dengan lancar.
3.    Masih belum bisa berbicara.
4.    Dan kalau mau kencing atau berak dia masih belum bisa memberi tahu.
5.    Secara fisiknya Azhar termasuk anak yang kurus.
C.     Solusi
Dari beberapa tugas yang belum berjalan lancar di atas, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh seorang ibu atau bapak dalam hal mendidik dan mengasuh anak, yaitu:
1.    Pada saat seorang bayi dilahirkan, dia datang ke dunia dengan salam tangis. Dia begitu tidak berdaya, dan tergantung sepenuhnya pada orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Dia memerlukan perhatian, kasih sayang, dan perlindungan dari orang tuanya, khususnya dati sang ibu. Peranan sang ibu sangat besar artinya pada saat ini, dari memberi makan, membersihkan tempatnya, mengganti popoknya, memandikannya, menidurkannya, serta menyusuinya. Jadi, bagi seorang ibu haruslah lebih dekat dengan seorang anaknya supaya tugas-tugas perkembangan pada anak berjalan dengan lancar.
2.    Pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi sangat besar artinya untuk menjaga kebutuhan gizi dan kesehatan si bayi, karena dalam ASI mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh bayi yang tidak bisa didapatkan dari bahan makanan yang lain. Selain itu, dengan ASI ini akan terjalin kedekatan hubungan batin antara anak dengan seorang ibu. Minimal sampai usia 4 bulan ASI harus diberikan, dan dapat diputuskan pemberian ASI ini pada usia kurang lebih 10 bulan, karena pada bulan ke 10 zat-zat yang diperlukan anak dalam air susu ibu sudah berkurang . jadi bisa diganti dengan susu buatan.
3.    Untuk melatih kemampuan berbicara pada bayi, sebaiknya dengan berbicara sesering mungkin pada setiap hari, misalnya saat memasang baju, memberi makan, memandikan, maupun ketika dalam kesibukan rumah tangga lainnya. Biarkanlah anak mendengar berbagai suara dari musik, TV, radio, karena hal ini sangat berguna untuk melatih alat pendengaran dan pengamatannya terhadap lingkunagn sekitar. Berilah dia pujian dalam segala hal, karena juga sangat membantu kepercayaan dirinya, walaupun ia masih belum bisa mengerti akan maksud dari kata-kata itu.
4.    Untuk perkembangan motorik anak, orang tua harus melatihnya dengan gerakan-gerakan yang memang sudah dapat dilakukan oleh anak sehingga anak dapat melakukannya dengan sempurna. Yang perlu diperhatikan, jangan memaksa anak untuk melakukannya. Karena kalau anak sudah merasa siap dan ingin belajar berjalan, maka dia akan meminta untuk berlatih berjalan.
5.    Supaya anak cepat bisa mengontrol masalah kencing dan berak, maka dari awal orang tua harus sudah mengajarinya untuk membiasakan si anak dibawa ke WC apabila mau berak, dibawa ke kamar mandi jika mau kencing, dan membiasakannya untuk disuruh kencing terlebih dahulu sebelum tidur meskipun si anak belum mengerti.
                                                 
3.      KESIMPULAN
Dari beberapa ciri-ciri atau karakteristik yang ada dan juga tugas-tugas perkembangan yang telah dijalani pada anak yang bernama Abdullah Azhar di atas saya dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.    Azhar termasuk anak yang tumbuh dan berkembang secara normal sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh para tokoh-tokoh perkembangan, baik secara perkembangan fisik maupun perkembangan psikisnya.
2.    Berdasarkan teori yang telah dikatakan oleh Williams Stern, anak ini juga dapat dikatakan sebagai anak yang perkembangannya sesuai dengan teori-teori yang telah diungkapkan, yaitu teori Konvergensi. Dimana didikan lingkungan keluarganya sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangannya.
3.    Anak ini telah 95% menjalankan tugas-tugas perkembangan yang seharusnya dijalani mulai dari saat lahir sampai sekarang.
4.    Azhar bisa  dikatakan anak yang lahir dengan aneh, sebab pada saat keluar dari rahim ibunya tidak langsung menangis (karena lehernya terkalungi usus).
5.    Selain si bayi telah menjalankan tugas-tugas perkembangannya, orang tuanya juga telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dalam mendidik dan mengasuh anak.
6.    Secara fisik si Azhar termasuk anak yang mempunyai badan kurus. Kalau dilihat dari keluarganya itu memang faktor keturunan, sebab semua keluarganya terutama bapak dan kakeknya badannya memang kurus.


DAFTAR PUSTAKA


Ø  Ahmadi, Drs. H. Abu dkk. Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005
Ø  Bawani, Dr. H. Imam, Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita, Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1997
Ø  Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta : Erlangga, 1997
Ø  Yusuf, Dr. H. Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005


[1] Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), Hal. 1
[2] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1997), Hal. 2
[3] Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), Hal. 22
[4] Dr. H. Imam Bawani, Perkembangan Jiwa Anak Usia Balita, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1997), Hal. 26
[5] Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan,( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), Hal. 13
[6] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta : Erlangga, 1997), Hal. 76
[7] Dr. H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Hal. 156
[8] Dr. H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Hal. 158
[9] Dr. H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005), Hal. 66

Tidak ada komentar:

Posting Komentar