(Diajukan
untuk memenuhi tugas Psikologi Eksperimen)
Oleh:
Moh Antoso : B07210076
Ahmad Insan Kamil : B07210050
M. Minanullah : B07210043
M. Fahmi : B07210052
Dosen Pembimbing:
Siti
Khorriyattul Khotimah, M.Psi, Psikolog
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2013
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Allah maha pengasih lagi maha
penyayang, Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kehadirat Ilahi Robbi,
dengan karunia, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menikmati
hidup dimuka bumi ini, yang penuh rahmat dan kasih kaming-Nya, hingga kami
tumbuh semangat untuk memperjuangkan agama Islam dengan jalan dakwah dan
dakwah, baik melalui menuntut ilmu ataupun dakwah hidup di jalan Allah SWT
Fisabilillah. Dengan Rahman dan Rahim-Nya alhamdulillah kami dapat
menyelesaikan laporan ini.
Tidak lupa Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW,
yang telah memberikan arah penerangan berupa An Nur Islam sehingga kita
bisa menuju jalan yang benar dan terang menderang yang penuh rahmat dan belas
kasih Allah SWT dan Rasul-Nya.
Laporan ini diajukan sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh
kelulusan pada mata kuliah Psikologi Eksperimen. Tentunya laporan ini tidak
akan dapat diselesaikan oleh kami tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak, antara lain :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. A’la, MA, selaku Rektor
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
2.
Bapak Dr.
Aswadi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah.
3.
Ibu DR.dr.Hj.
Nur Asiyah, M.Si, selaku Kepala Program Studi Psikologi IAIN Sunan
Ampel Surabaya.
4.
Ibu Siti Khorriyatul Khotimah, M.Psi, Psi, yang telah membimbing kami dalam
mempelajari dan memahami mata kuliah Psikologi Ekeperimen, khususnya penyusunan
laporan ini.
5.
Kepala TPQ Nuril Iman Kebonsari Surabaya yang telah
menerima dan memberi izin pada kami untuk melaksanakan penelitian ini.
6.
Kedua orang tua
yaitu Bapak dan Ibu yang tiada lelah selalu mendukung dan mendo’akan kami dalam
berjuang menggapai cita-cita hidup.
7.
Semua sahabat dan
teman-teman kami selalu memberikan bantuannya dalam penyelesaian laporan tugas
akhir ini.
8. Dan yang terakhir semua pihak yang juga membantu
dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.
Kami sadar sepenuhnya dalam penyusunan laporan praktikum
ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dari segi tulisan
maupun kalimat maksud-maksud tertentu dalam laporan ini. Dan kami sadar
bahwasanya Allah SWT menciptakan makhluk dimuka bumi ini dengan sempurna,
lebih-lebih manusia yang diprioritaskan oleh Allah SWT dalam kesempurnaanya
sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, dengan tujuan diturunkan manusia kebumi ini
untuk menjadi Khalifah pemimpin umat sesama lain, namun disisi lain yang
namanya manusia tidak luput dari kesalahan dan lupa. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun semangat/motivasi sangat diperlukan demi
kesempurnaan laporan praktikum ini. Harapan kami semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Surabaya, 10 Januari 2013
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar....................................................................................... .... i
Daftar Isi .............................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................. .... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 5
C.
Tujuan Penelitian........................................................................... .... 5
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
A. Musik Klasik................................................................................. .... 6
B. Memori Anak................................................................................ .... 8
C. Hubungan Antara Variabel X dan
Y................................................. 15
D. Kerangka Teoritik.......................................................................... .... 17
E. Hipotesis............................................................................................ 17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tipe Penelitian.................................................................................... 18
B. Identivikasi Variabel..................................................................... .... 18
C. Definisi Operasional........................................................................... 19
D. Desain Penelitian................................................................................ 19
E. Subjek
Penelitian................................................................................ 20
F. Rencana Eksperimen..................................................................... .... 20
G. Validitas Eksperimen.................................................................... .... 21
H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 23
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelian................................................ .... 24
B. Persiapan Penelitian....................................................................... .... 24
C. Pelaksanaan Penelitian.................................................................. .... 24
D. Analisis Data...................................................................................... 26
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan..................................................................................... 30
B. Saran............................................................................................... 30
Daftar Pustaka.......................................................................................... .... 31
Lampiran........................................................................................................ 32
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada dasarnya ingatan merupakan sesuatu yang membentuk jati diri
manusia, dengan adanya ingatan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi
dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain, karena ingatan adalah hal yang
sangat vital dalam kehidupan manusia, bisa dibayangkan bila manusia tidak
dianugerahi dengan memori, tentunya manusia tidak akan berfungsi seperti
sekarang ini. Seorang ibu tidak dapat mengingat anak dan suaminya, seorang ayah
akan lupa pada anak dan keluarganya, anak yang lupa pada tugas-tugas sekolahnya
atau bahkan identitas dirinya, dan yang lebih membingungkan anak-anak tidak
akan dapat menerima pelajaran dari apa yang telah diberikan oleh orang tuanya
dan juga oleh gurunya. Seperti yang telah dijelaskan dalam al-Qur’an surat
az-Zumar : 9 yang berbunyi :
…….3 ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3 $yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
Artinya : Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang
yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
Karena begitu pentingnya memori bagi manusia, terlebih dalam dunia
pendidikan, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian dalam rangka menemukan
metode baru untuk meningkatkan kualitas memori pada anak, sehingga nantinya
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan. Islam sendiri
sangat memperhatikan pendidikan, hal ini dapat dilihat dari bunyi surat
al-Qur’an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu surat
al-Alaq ayat 1-5 :
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ingatan dapat juga dikatakan sebagai memori bukanlah objek yang
bisa dilihat dengan mata, diraba dengan tangan, atau dirasakan dengan organ
tubuh yang lain, memori suatu abstraksi yang menunjukkan pada suatu himpunan
ciri-ciri, kegiatan dan keterampilan. Memori adalah suatu kemampuan mengingat
apa yang telah diketahui.
Anak dapat memperoleh ingatan yang baik jika dia menggunakan
proeses memori yang biasa disebut perhatian dengan baik pula. Seperti dikatakan
psikiater Wiwie bahwa ingatan anak akan dipengaruhi oleh tingkat perhatian,
minat, konsentrasi, emosi dan kelelahan. Informasi yang tersimpan dalam memori
akan terserap menjadi ingatan jangka panjang tergantung pada seberapa besarnya
anak menaruh perhatian.
Ingatan juga mudah menurun dan penurunan itu berhubung dengan
penurunan fungsi otak, kadang-kadang penurunan ingatan terjadi pada usia yang
relatif masih muda. Masalah ini tentunya merisaukan dan tentunya membuat
prestasi menurun, semua bermula dari otak, otak merupakan pusat perintah bagi
segala kegiatan manusia. Bergerak, merasa, berfikir, berbicara, emosi,
berhayal, membaca, menulis, berhitung dan lain-lain.
Tetapi masalahnya sekarang terdapat beberapa kesulitan dalam
mengingat informasi yang akan disimpan dalam memori dan terdapat perbadaan
antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Menurut para ahli kesulitan
dalam mengingat dikarenakan informasi yang diterima tidak diolah dan disimpan
dalam otak, bisa juga terjadi karena ada kesulitan dalam memanggil kembali
informasi yang sudah tersimpan. Memang tidak semua informasi dapat disimpan,
hanya hal penting yang menarik perhatianlah yang tersimpan dengan baik dalam
otak.
Di sisi lain seringkali seorang ibu merasa jengkel jika sepulang
sekolah anaknya ditanya tentang apa yang diajarkan oleh ibu guru di sekolah, sementara anaknya
menjawab dengan ragu-ragu atau bahkan bilang lupa. Selama ini orang mengira
anak yang pintar adalah anak yang memiliki ingatan yang tinggi dan anak yang
bodoh adalah anak yang memiliki ingatan rendah, Karena anak yang pandai selalu
bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajarkan di sekolah sedangkan
anak yang bodoh sebaliknya. Oleh karena itu, tidak jarang kita mendengar
pernyataan ingatan anak ini tinggi dan ingatan anak ini rendah.
Hal ini bertentangan dengan hasil eksperimen beberapa ahli
psikologi tentang itak manusia yang menyimpulkan bahwa semua orang dapat mengingat setiap
informasi apapun yang pernah diketahui. Itu berarti seharusnya anak-anak yang
berada di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) sekalipun mampu mengingat
nyanyian-nyanyian, hafalan do’a dan nama-nama para Nabi yang diajarkan oleh
para gurunya.
Taman Pemdidikan Al-Qur’an merupakan salah satu lembaga pendidikan
informal bagi anak-anak yang berumur 4-5 tahun. Melalui pendidikan ini anak
diharapkan kemampuan berbahasa, daya cipta, daya ingat, daya pikir, kuantitas
pengetahuannya akan berkembang pesat. Semua ini akan mendasari perkembangan
selanjutnya setelah menyelesaikan pendidikan di TPQ, anak akan memiliki bekal
pengetahuan yang cukup untuk bergaul dalam lingkungannya yang baru dan siap
memasuki pendidikan yang selanjutnya terutama dalam bidang agama.
Masalahnya sekarang adalah anak yang berumur 4-9 tahun mempunyai
keterbatasan dalam memberikan perhatian dan konsentrasi, anak lebih suka
bermain di luar ruangan dari pada harus duduk diam mendapatkan pelajaran dari
para gurunya. Perhatian dalam proses pembiasaan menjadi sesuatu yang
membosankan, dimana anak tidak akan tertarik akan stimulus dan tidak akan lagi
memperhatikannya.
Anak akan memperhatikan suatu informasi dan menyimpannya dalam
memori jika suasan di luar menyenangkan yang membuat anak berminat dan otaknya
terangsang untuk menyimpan informasi tersebut. Menurut Douglas ada tiga hal
yang mempengaruhi perhatian, yaitu kekuatan dari luar, macam informasi dan
kemauan.
Penggunaan music dalam belajar bukanlah hal yang baru, music dalam
jenis tertentu diketahui dapat merangsang otak, otak akan menjadi terbuka dan reseptif
pada informasi. Dalam dunia pendidikan ada sebagian anak yang ketika
belajar harus menghidupkan radio televise dan sebagainya. Alasannya kalau sepi
pikirannya jadi menghayal sehingga musik sangat berguna sebagai peningkat daya
konsentrasi. Music mengurangi stres, meredakan ketegangan, meningkatkan energy
dan memperbesar daya ingat, karenya musik dapat menjadikan anak cerdas. Music
menjadikan suasana lebih tenang dan menyenangkan sehingga otak menjadi terbuka
untuk menerima informasi.
Menurut Sarwono musik merupakan suara buatan yang akrab ditelinga
manusia. Hart dalam Kristiani menambahkan, menurutnya musik bisa mempengaruhi
pikiran, perasaan dan pribadi kita, karena musik sanggup membuat manusia
terharu, gembira, takut, gelisah, bahkan geli. Musik tertentu dapat meredam
stres dan depresi. Ketika musik dinikmati emosi anak akan naik dan orang akan
menjadi sensitif.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa musik memberikan banyak
manfaat kepada manusia atau siswa seperi merangsang pikiran, memperbaiki
konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membangun kecerdasan
emosional dan lain-lain.
Dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan musik klasik,
lebih khsusunya musik Mozart, karena dari penelitian para ahli di Eropa dan
Amerika menunjukkan bahwa struktur Mozart sesuai dengan pola sel otak manusia.
Musik Mozart begitu bervariasi dan kaya nada-nada dari lembut sampai keras dari
lamban sampai cepat. Yang tak kalah penting dari musik klasik karya Mozart
adalah kemurnian dan kesederhanaan musik Mozart itu sendiri. Irama, melodi, dan
frekuensi-frekuensi tinggi pada musik Mozart mampu merangsang dan member daya
kepada daerah-daerah kreatif dan motivasi dalam otak.
Maka dari itu sangat pentinglah bagi peneliti untuk membuktikan apa
yang telah diuraikan di atas, sehingga judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh
Musik Klasik (Mozart) Terhadap Memori Anak Dalam Menghafal Kata Di Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nuril Iman Kebonsari Surabaya”.
B.
Rumusan Masalah
Dengan merujuk pada latar belakang masalah, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh antara Musik Klasik (Mozart) terhadap
memori anak dalam menghafal kata?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh musik klasik
(Mozart) terhadap memori anak dalam menghafal kata.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Musik Klasik
a. Pengertian Musik
Musik bersumber dari kata muse, kata muse – muse yang
kemudian diambil alih kedalam bahasa Inggris jika diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai bentuk renungan. Menurut mitologi Yunani,
sembilan saudara perempuan ”muse” yang kemudian melahirkan lagu, puisi,
seni dan pengetahuan lahir dari perkawinan Dewa Zeus dan Dewi Ingatan. Jadi
musik adalah putra kasih sayang yang keindahan, kemegahan, dan kekuatannya
memiliki hubungan langsung dengan dunia para dewa. Musik lahir dari kecintaan
manusia pada kehidupan dan dilandasi oleh ingatan manusia akan pengalaman
hidupnya (Campbell 1997).
Habermeyer (1997) dalam Maliha (2003) menyebutkan bahwa musik adalah bagian
integral dari kehidupan manusia, karena musik merupakan aspek vital kehidupan
seseorang yang juga merupakan bahan dasar kehidupan yang menjadikan seseorang
memiliki hakikat sebagai manusia. Dalam The New Encyclopedia Britanica (1986)
musik diartikan sebagai suatu seni yang memperhatikan suara manusia atau suara
alat musik dalam bentuk yang lebih indah. Sedang dalam kamus ilmiah, musik
diartikan sebagai paduan dari bunyi dari beberapa alat atau instrumen musik
yang bernada secara teratur dan berkesesuaian (Partanto 1994).
Sarwono (1992) dalam Natalia (2000) mengartikan musik sebagai suara buatan
yang sangat akrab ditelingan manusia, sementara Davis (1978) dalam Natalia
(2000) menjelaskan akan fungsi musik yang dapat mempengaruhi hidup dan pikiran,
perasaan kita, ia bisa mengubah pribadi kita, dan musik adalah sebuah misteri.
Nardoff & Robin (1985) dalam Natalia (2000) berpendapat musik adalah
pengalaman yang universal digambarkan oleh semua perasaan yang terkadung
didalamnya. Elemen-elemen dasarnya
terdiri atas melodi, harmoni, dan ritme.
Musik juga merupakan pesan universal yang mengandung ekspresi,
pengalaman manusia yang puncak dan mendalam dan berbagai perasaan. Emosi-emosi
dipengaruhi oleh perubahan ketegangan dan haroninya.
Lebih jelas Campbell (1997) mendefinisikan musik sebagai bahasa yang
mengandung unsur universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin,
ras, agama, dan kebangsaan. Musik muncul disemua tingkat pendapatan, kelas
sosial, dan pendidikan. Musik berbicara kepada setiap orang dan kepada setiap
spesies. Sedang Bersntein & Picke (1972) dalam Utomo & Natalia (1999)
menjelaskan musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu, memiliki
nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi
dari komposer ke-pendengarnya.
b. Musik Klasik
Musik klasik memiliki perangkat musik yang beraneka ragam, sehingga
didalamnya terangkum warna warni suara yang rentang variasinya sangat luas.
Dengan kata lain variasi bunyi pada musik klasik jauh lebih kaya dari pada
variasi bunyi musik yang lainnya. Karenanya musik klasik menyediakan variasi
stimulasi yang sedemikian luasnya bagi pedengar. Menurut Campbell (2000)
musik-musik Mozart memiliki keunggulan akan kemurnian dan kesederhanaan
bunyi-bunyi yang dimunculkannya, irama, melodi, dan frekuensi-frekuensi tinggi
pada musik Mozart merangsang dan memberi daya pada daerah-daerha kreatif dan
motivasi dalam otak. Musik Mozart memberi rasa nyaman tidak saja ditelinga
tetapi juga bagi jiwa manakalah mendengarnya. Mendengar musik Mozart serasa ada
keajaiban yang menyertainya. Musik klasik Mozart sesuai dengan pola sel otak
manusia. Karena musik Mozart begitu bervariasi dan kaya akan nada-nada dari
lembut sampai keras, dari lambat sampai cepat.
B.
Memori
a.
Pengertian Memori
Memori atau
ingatan dalam The New Encyclopedia Britanica (1994) diartikan sebagai
kemampuan menyimpan dan mendapatkan informasi setelah pikiran manusia
mendapatkan pengalaman. Santrock dalam Perkembangan Masa Hidup Jilid 1
(1995) menjelaskan bahwa memori adalah unsur perkembangan kognitif, yang
memuat seluruh situasi yang didalamnya individu menyimpan informasi yang ia
terima sepanjang waktu. Oleh karena itu menurut Atkinson (1987) para ahli
Psikologi berpendapat bahwa memori inilah yang memberikan kepada manusia rasa
kesatuan yang menjadi tempat setiap pendapat tentang manusia, karena pada saat
itu manusia berpikir tentang apa artinya manusia. Semua aktivitas manusia tidak
akan terlepas dari penggunaan aspek kognitif ini, Ellis dan Hunt (1993) dalam
Suharnan (2005) menegaskan bahwa ingatan menjadi sesuatu yang sangat penting
didalam proses kognitif manusia, karena memori berfungsi untuk mengingat
kembali apa yang pernah dialami atau dipelajari.
b.
Tahap-Tahap Memori
Menurut Jensen
& Markowitz (2002) dalam proses mengingat informasi memori memakai tiga
tahap, yaitu:
1)
Penyandian,
(encoding), adalah pemasukan pesan dalam ingatan, dibagi menjadi tiga
macam:
a)
Penyandian
Akustik, informasi yang disandikan didalam memori, memasuki penyandian tertentu
dan informasi yang diterima terdiri dari butir-butir verbal, seperti angka,
huruf, dan kata.
b)
Penyandian
Visual, yaitu menyandikan informasi kedalam memori berdasar pada apa yang
dilihat.
c)
Penyandian
Makna, dalam penyandian ini materi verbal didasarkan pada makna disetiap kata,
penyandian ini terjadi jika butir itu adalah kata yang terisolasi, tetapi akan
lebih jelas jika butir-butir itu adalah kalimat. Dengan begitu ingatan disimpan
dalam bentuk jaringan-jaringan diseluruh bagian otak sesuai dengan
pengkodeannya.
2)
Penyimpanan
(storage), yaitu penyimpanan informasi dalam ingatan, diperkirakan
proses ini berjalan dengan sendirinya tanpa pengarahan langsung dari subjek dan
biasanya sangat sukar untuk melupakannya.
3)
Pemanggilan
(retrieval), memanggil kembali apa yang telah disimpan atau proses
menempatkan informasi yang disimpan, seperti membawakan kembali pengalaman
dimasa lalu.
Tiga tahap
dalam memori diatas oleh Atkinson (1987) digambarkan sebagai berikut:
Penyandian
Memasukkan kedalam memori
|
Penyimpanan
Mempertahankan dalam memori
|
Pengingatan
Pengambilan dari memori
|
Gambar 1: Tahapan Dalam Memori
Sumber: Rita L. Atkinson, dkk (1987)
c. Jenis - Jenis Memori
Secara umum, banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
macam-macam ingatan tergantung dari segi mana ingatan tersebut dilihat,
sebagian ada yang melihat dari sudut pandang jenis tugas mengingat, lamanya
waktu mengingat, dan atau melihat dari jenis informasi yang diingat.
1) Ingatan jangka pendek (Short Term Memory) dan ingatan jangka panjang
(Long Term Memory).
Menurut Atkinson (1987) tiga tahap memori tidak bekerja dalam cara yang
sama pada semua situasi. Memori tampaknya berbeda dalam situasi yang
mengharuskan kita menyimpan materi selama beberapa detik dan ada yang
mengharuskan kita materi untuk interval yang lebih panjang, dari beberapa menit
sampai tahunan. Situasi yang pertama disebut memori jangka pendek dan situasi
yang kedua disebut memori jangka panjang. Santrock (1995) mengatakan memori
jangka pendek membutuhkan penyimpanan informasi selama 15 hingga 30 detik
dengan asumsi tidak ada latihan pengulangan sedang memori jangka panjang adalah
suatu tipe memori yang relatif tetap dan tidak terbatas dengan syarat terdapat
proses pengendalian (control processes) dan karakteristik murid (learner
characteristicc). Menurut Jensen & Markowitz (2002) ada pula yang
mengatakan ingatan jangka pendek dapat menyimpan suatu informasi sampai 20
detik, atau bisa juga lebih dari 20 detik apabila informasi tersebut diberi
tanda-tanda khusus atau diulang-ulang, dan ingatan jangka panjang dapat
bertahan sampai seumur hidup.
Atkinson & Shiffin (1993) dalam Suharnan (2005) berpendapat bahwa
informasi yang diterima kemudian diproses melalui pencatatan indera menuju pada
ingatan jangka pendek, dan akhirnya sampai pada penyimpanan yang lebih permanen
didalam ingatan jangka panjang. Pemindahan atau transfer informasi dari ingatan
indera (ingatan sensori) menuju pada ingatan jangka pendek menurut Suharnan
(2005) dikendalikan oleh perhatian. Menurut Rose (1999) ingatan jangka pendek
dirancang untuk menyimpan informasi sementara. Para peneliti menemukan bahwa
informasi perlu diulang-ulang agar dapat dipindahkan dari ingatan jangka pendek
ke-ingatan jangka panjang. Proses terjadinya ingatan jangka pendek dan jangka
panjang digambarkan sebagai berikut oleh Suharnan (2005).
Masukan
informasi
Ingatan
Jangka Pendek (IJPD)
|
Rusak,
hilang, atau terhalang dari IJPD
|
Gambar2: Model Ingatan Jangka Pendek &
Ingatan Jangka Panjang
Sumber: Suharnan (2005).
2) Ingatan episodik dan semantik
Ingatan episodik menyimpan informasi mengenai kejadian-kejadian dan
hubungan masing-masing kejadian itu. Ingatan episodik berhubungan dengan
hal-hal yang masih bersifat temporer dan perubahan-perubahan peristiwa. Sedang
ingatan semantik merupakan pengetahuan yang terorganisasi mengenai segala
sesuatu yang ada dalam kehidupan. Ingatan semantik berisikan susunan
pengetahuan yang bersifat lebih konstan atau hampir tidak berubah sepanjang
waktu, yang meliputi pengetahuan mengenai kata-kata yang memiliki makna
(Suharnan 2005).
Menurut Jensen & Markowitz (2002) ingatan episodik (autobiografi)
dipicu oleh tempat dan lingkungan. Dengan menggunakan konteks suatu peristiwa
sebagai pemicu, kita mengaktifkan kembali ingatan tersebut, berbagai kejadian,
kegiatan, perasaan, wajah, dan tempat yang terkait akan muncul dan membentuk
ingatan. Sedangkan yang termasuk ingatan semantik adalah hampir semua hal yang
terkait dengan pengetahuan akademis dan profesional – gagasan, fakta, pertanyaan,
nama dan tanggal. Tolving (1989) dalam Suharnan (2005) mengadakan penelitian
dan menyimpulkan karakteristik ingatan episodik dan semantik seperti pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1: Karakteristik Ingatan Episodik dan
Semantik
Sumber: Suharnan (2005).
No.
|
Karakteristik
|
Ingatan Episodik
|
Ingatan Semantik
|
1.
|
Sumber informasi
|
Pengalaman indera
|
Pengertian
|
2.
|
Unit informasi
|
Episod dan peristiwa
|
Konsep, ide, fakta
|
3.
|
Organisasi
|
Terkait dengan waktu
|
Konseptual
|
4.
|
Muatan emosi
|
Lebih penting
|
Kurang penting
|
5.
|
Kecenderungan lupa
|
Besar
|
Kecil
|
6.
|
Waktu untuk mengingat
|
Relatif lama
|
Relatif pendek
|
7.
|
Kegunaan umum
|
Kurang berguna
|
Sangat berguna
|
3) Memori Implisit dan Eksplisit
Menurut Jensen & Markowitz (2002) ingatan eksplisit (disebut
deklaratif) artinya ingatan tersebut diperoleh melalui suatu maksud dan usaha
tertentu, misalnya belajar yang membutuhkan perhatian, pemusatan perhatian, dan
pelatihan untuk mengingat. Sedang ingatan implisit (disebut juga non
deklaratif) artinya ingatan tersebut dicapai secara organis atau secara
otomatis, ingatan ini sifatnya mendasar, yang membantu manusia agar tetap
selamat dan menjamin kelangsungan hidup manusia. Sementara menurut Atkinson
(1987) jenis situasi memori yang paling dipahami adalah yang diingat secara
sadar akan pengalaman masa lalu, dimana pengingat itu dialami dan terjadi
diwaktu dan tempat tertentu, jenis ini yang dinamakan memori eksplisit. Sedang
implisit dimanifestasikan sebagai kecakapan yang menunjukkan kemajuan dalam
tugas perseptual, motorik, atau kognitif tanpa pengingatan sadar pengalaman
yang menyebabkan kemajuan itu.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Memori
Sejumlah informasi yang disajikan berurutan akan mempengaruhi ingatan
seseorang (Suharnan 2005). Infomasi akan dapat kita ingat dengan baik apabila
informasi tersebut dicirikan oleh kualitas asosiasi indera, konteks emosional,
kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang intens dan kebutuhan untuk
bertahan hidup (Deporter & Hernarcki 1999). Menurut Nasrun (2007) ingatan
seseorang dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat, daya konsentrasi, emosi
dan kelelahan. Semakin kuat minat dan atensi maka semakin melekat informasi yang diterima.
Emosi yang menyenangkan, atau menyedihkan mempunyai kontribusi dalam daya ingat
seseorang terhadap suatu peristiwa.
Menurut Dryden & Vos (1999) orang memiliki berbagai kebutuhan
emosional, dan emosi berperan penting dalam proses belajar, dalam banyak hal,
emosi adalah kunci bagi sistem memori otak. Muatan emosi dari presentasi dapat
berpengaruh besar dalam memudahkan belajar dan menyerap informasi dan ide.
Senada dengan gagasan Dryden & Vos (1999) Suharnan dalam bukunya Psikologi
Kognitif (2005) menegaskan bahwa aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh
keadaan emosi seseorang, pertama, informasi yang secara emosi
menyenangkan biasanya diproses lebih efesien dan tepat dari pada informasi yang
mengandung kesedihan (Pollyanna Principles). Kedua, kesamaan
suasana hati (Mood Congruence), yaitu ingatan menjadi lebih baik jika
bahan yang dipelajari sama dengan suasana hati yang berlangsung pada saat itu, ketiga,
ketergantungan dengan suasana hati (State Dependence) ketergantungan
ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam suasana hati
yang sesuai dengan suasana hati pada saat peristiwa (Suharnan 2005). Lebih
jelas Jensen & Markowitz (2002) mengatakan kinerja ingatan secara
keseluruhan bisa berada dalam rentang kondisi baik ataupun buruk, tergantung
pada keadaan fisik dan emosi.
e. Memori Anak
Ingatan sadar muncul pada usia tujuh bulan, walaupun anak-anak dan orang
dewasa memiliki atau tidak lagi ingat akan peristiwa yang dialami sebelum usia
tiga tahun (Santrock 1995). Dempster (1981) dalam Santrock (1995) mengatakan
rentang ingatan jangka pendek meningkat selama masa awal anak-anak, dalam
penelitiannya dia membuktikan rentang ingatan meningkat sekitar dua digit pada
anak-anak berusia dua sampai dengan tiga tahun. Sampai sekitar lima digit pada
anak-anak berusia tujuh tahun, tetapi antara usia tujuh sampai dengan tiga
belas tahun rentang ingatan hanya meningkat satu setengah digit. Menurut
Santrock (1995) kecepatan pengulangan merupakan peramal yang sangat akurat atas
rentang ingatan, bila kecepatan pengulangan dikendalikan, rentang ingatan anak
berusia enam tahun sama dengan ingatan orang-orang dewasa ----tiga proses
kontrol yang penting yang terjadi pada anak-anak ialah penggunaan (rehearsal),
organisasi, dan perbandingan (imagery).
Beach Flavel & Chinsky (1986) dalam Santrock (1995) mengatakan,
pengulangan adalah suatu proses kontrol yang meningkatkan memori, dengan
mengulangn informasi setelah informasi itu disajikan. Para peneliti menemukan
bahwa pengulangan spontan meningkat terutama pada usia anak antara lima hingga
sepuluh tahun. Moely dalam Santrock (1995) menjelaskan penggunaan organisasi
juga meningkatkan memori anak-anak pada masa pertengahan dan akhir kanak-kanak
tampaknya cenderung secara spontan mengorganisasikan informasi untuk diingat dibanding dengan anak-anak yang
masih diusia masa awal anak-anak. Proses kontrol yang lain yang berkembang
ketika anak-anak mengalami usia masa pertengahan dan akhir kanak-kanak adalah
perbandingan, dimana setrategi yang paling kuat adalah metode kata kunci.
C.
Hubungan Antara Musik Klasik dan Memori
Jay Dowling dalam Campbell (2000) percaya
bahwa pengaruh-pengaruh positif pada bermacam-macam pelajaran sangat berkaitan
dengan kombinasi dua bentuk proses mental. Menurutnya kita mempunyai dua macam
memori, yaitu memori deklaratif yang lebih terkait dengan pikiran dan memori
prosedural yang terhubung dengan tubuh. Musik memiliki kemampuan untuk
menggabungkan proses pikiran dan tubuh menjadi satu pengalaman yang selanjutnya
memudahkan dan meningkatkan proses belajar.
Merritt (1996) menjelaskan, musik
memfasilitasi belahan otak dengan beberapa cara. Para ilmuwan syaraf menemukan
mahwa musik mengaktifkan aliran impuls syaraf ke Corpus Collomus, yaitu
jaringan serabut otak yang menghubungkan kedua bagian otak itu. Karena ritme
tubuh akan menyelaraskan diri dengan tempo musik yang kita dengarkan, kita bisa
melakukan banyak pekerjaan mental sambil tetap merasa santai, dan kalau kedua
bagian otak itu berfungsi secara independen bisa bekerjasama dan berintegrasi,
maka ingatan kita akan jauh meningkat.
Campbell dalam bukunya Affect Mozart (1997)
menjelaskan musk dapat memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak.
Gelombang otak dapat dimodifikasi baik oleh suara musik maupun oleh suara yang
ditimbulkan sendiri. Kesadaran biasa terdiri dari gelombang beta yang bergetar
dari 14 hingga 20 heart. Gelombang beta terjadi bila kita memusatkan
perhatian dan kegiatan-kegiatan sehari-hari di dunia luar, maupun apabila kita
mengalami perasaan negatif yang kuat. Kesenangan dan kesadaran yang meningkat
dicirikan oleh gelombang alfa yang daurnya mulai 8 hingga 13 heart.
Periode-periode puncak kreatifitas, mediasi dan tidur dicirikan oleh gelombang theta,
dari 4 hingga 7 heart. Dan tidur nyenyak, meditasi yang mendalam serta
keadaan tak sadar menghasilkan gelombang delta yang berkisar dari 0.5
hingga 3 heart, semakin lambat gelombang semakin santai dalam melakukan
aktfitas mental.
Menurut Webb dalam Dryden & Vos (1999)
dalam kondisi alfa dan betalah keadaan super memori, bersama dengan
menguatnya konsentrasi dan kreatifitas dan itu semua dapat diraih dengan musik
jenis tertentu yang bisa mencapai hasil yang lebih cepat dan mudah. Jenis musik
tertentu membantu merileks-kan tubuh, melambatkan nafas, meredahkan gelombang betha
dan menimbulkan kondisi kesadaran rileks yang sangat reseptif dalam mempelajari
informasi baru. Kebayakan para ahli percaya bahwa dalam kondisi inilah otak
menata informasi baru dan menyimpannya dalam memori.
Menurut Haydn & Mozart dalam Campbell
(1997) musik klasik mampu memperbaiki konsentrasi ingatan dan persepsi spasial.
Diukuatkan oleh penelitian Gardiner (1996) dalam Arini (2006) yang mengatakan
seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, karena musik dapat membantu
otak berfokus pada hal yang dipelajari.
Rose (1999) dalam Dryden & Vos (1999)
memberikan pendapat tentang aspek-aspek otak yang berbeda dapat bekerja sama
secara terpadu: ketika mendengarkan musik otak kiri akan memproses syairnya dan
otak kanan akan memproses musiknya jadi kita dapat memahami kata-kata dan dapat
menghafalnya dengan cepat, karena otak kiri dan kanan keduanya terlibat begitu
pula dengan emosi otak pada sistem limbik. Diperjelas oleh Dryden & Vos
(1999) yang mengatakan pusat emosi otak berhubungan erat dengan sistem
penyimpanan memori jangka panjang, itulah sebabnya kita dapat mengingat dengan
mudah informasi apapun yang memiliki muatan emosi tinggi. Musik dan syair lagu
memiliki kenangan yang mendalam jika musik tersebut dihubungkan dengan
kegembiraan pribadi atau pengalaman yang menyenangkan.
Campbell (1997) menjelaskan musik dapat
memperkuat ingatan pelajaran. Mendengarkan musik dapat meningkatkan kemampuan
seseorang untuk mengingat ejaan, puisi dan kata-kata asing. Ortiz (tanpa tahun)
mengatakan aktifitas mendengarkan musik mampu meningkatkan keterampilan
mendengarkan secara umum, meningkatkan perhatian, dan mengungkapkan pandangan
dan perasaan.
Musik sebagai terapi dapat diaplikasikan pada
berbagai populasi klinis (Davis 1996 dalam Kuwanto & Natalia 2001). Selain
itu musik juga terbukti dapat menunjang proses recall dan retention (Colwell,
1994 dalam Kuwanto & Natalia 2001). Sebagai terapi musik dapat
diaplikasikan sebagai intervensi untuk pengembangan kognitif, pengembangan
motorik, komunikasi dan integrasi sosial (Humpall, 1990 dalam Kuwanto &
Natalia 2001).
D.
Kerangka Teoritik
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
memori pada anak, seperti yang akan digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini
:
Dari beberapa faktor di atas peneliti lebih
cenderung memilih faktor yang mempengaruhi tingkat memori pada anak adalah
musik klasik.
E.
Hipotesis
Hipotesis Kerja (Ha) :
Terdapat pengaruh music klasik terhadap memori anak dalam menghafal kata.
Hipotesis Nihil (H0) :
Tidak Terdapat pengaruh musik klasik terhadap memori anak dalam menghafal kata.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan
analisanya pada data numeric (angka) yang dianalisis dengan metode statistik.
Pada dasarnya pendekatan kuantitatif melaksanakan penelitian dengan cara yang
sistematis, terkontrol empirik, dan kritis mengenai hipotesis yang diasumsikan
mengenai fenomena alam.
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, yaitu metode
penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variable bebas dan meneliti
akibat-akibatnya. Pada metode ini variable-variabel luar yang mungkin
mempengaruhi dapat dihilangkan. Latipun menjelaskan ada tiga cirri dalam
penelitian eksperimen, yaitu :
1.
Manipulasi
yang secara sengaja dilakukan oleh peneliti. Manipulasi ini dapat pula disebut
perlakuan (treatment), intervensi, dan pemberian situasi.
2.
Memonitor
akibat (efek) yang ditimbulkan dari suatu manipulasi, efek perlakuan ini
berupa perilaku khusus yang ditargetkan.
3.
Pengendalian
pengaruh variable yang dikehendaki.
Pemberian
perlakuan inilah yang menjadi kekhasan suatu eksperimen dibandingkan dengan
penelitian yang lain. Tentu saja sesuai dengan tujuannya untuk mengetahui efek
dari suatu perlakuan.
B.
Identifikasi Variabel
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini,
yaitu:
a. Dependent Variable disimbulkan dengan (X)
Musik Klasik (Mozart)
b. Independent Variable disimbulkan dengan (Y)
Memori Anak
C.
Defenisi Operasional
a. Memori : Kemampuan untuk mengingat
apa yang telah diketahui. Pengukuran ingatan dapat dilakukan dengan cara recall,
yaitu subjek diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah
disajikan dalam tahap belajar (Suharnan, 2005). Kecepatan pengulangan merupakan alat ukur yang
akurat atas rentang ingatan (Santrock, 1995). Kemampuan me-recall
kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar ini diungkap
melalui observasi dan tes dengan menggunakan kartu bergambar (flash cards).
b. Musik Klasik : Adalah musik yang memiliki nilai seni dan ilmiahnya tinggi,
berkadar keindahan dan tak luntur sepanjang masa, yaitu gubahan dari aransemen
karya Wolfgang Amadus Mozart (1756-1791.
D.
Desain Penelitian
Penelitian ini
menggunakan desain eksperimen murni (true eksperimental design) yang sederhana (posttest only control
group design) merupakan design eksperiman yang cukup kuat dan yang paling
sederhana. Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah santri TPQ Nuril
Iman Kebonsari Surabaya yang berjumlah 15 santri. 9 santri adalah perempuan dan
7 santri adalah laki-laki. Dalam penelitian ini hanya ada satu kelompok yaitu
kelompok eksperimen. Pada awal penelitian dilakukanlah pengukuran memori atau kemampuan recall
terhadap materi yang diberikan (pretest) pada kelompok eksperimen. Materi (pretest) diberikan selama 10 menit. Baru setelah
itu dilakukanlah pengukuran, yaitu subjek disuruh mengulang kembali dengan
menulis di sebuah kertas apa yang sudah diberikan selama 10 menit itu.
Pada tahap kedua subjek diberikan treatment
dan pada akhir eksperimen akan dilakukan posttest. Pada saat pemberian materi sambil diiringi dengan musik kalsik
(Mozart). Treatment diberikan dengan menggunakan bantuan soun system
kecil dan handpone yang berisi musik klasik karya Wolfgang Amadus Mozart yang
oleh Campbell dikhususkan untuk anak kecil pada Vol. 1 (Tune Up Your Brain).
Lama waktu yang diberikan juga sama dengan tahap pertama yaitu 10 menit. Setelah
itu, subjek diminta untuk mengulang dengan cara menuliskan di atas sebuah
kertas apa yang telah diberikan oleh tim peneliti selama 10 menit itu untuk
menentukan skor masing-masing subjek.
E.
Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian eksperimen ini adalah anak-anak yang masih
belajar di Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Mesjid Nuril Iman Kebonsari
Surabaya. Umur mereka masing-masing mulai dari 7-11 tahun. Mereka adalah santri
al-Qur’an yang masih duduk di jilid 3, jilid 4, dan jilid 5. Jumlah subjek
penelitian ini sebanyak 16 santri, yang terdiri dari 9 santri perempuan dan 7
santri laki-laki,
F.
Rencana Eksperimen
Rencana penelitian eksperimen ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu
:
a. Pra- perlakuan : Pada tahap pra- perlakuan dilakukan pretest
yaitu subjek disuruh untuk menghafal atau mengingat beberapa tulisan arab (diambil
dari Iqra’) yang ditulis pada papan tulis. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan subyek dalam mengingat atau menghafal sebelum dilakukan treatmen.
b. Perlakuan: Pada
tahap perlakuan ini berlangsung selama satu hari . Perlakuan dilakukan dengan
cara mempersilahkan subyek kelompok eksperimen untuk melihat dan menghafal
beberapa tulisan arab (diambil dari Iqra’) yang ditulis pada papan tulis dan
sambil diperdengarkan music klasik.
c. Pasca perlakuan:
Pada tahap ini dilakukan posttest yaitu subjek disuruh menulis kembali beberapa
tulisan arab yang telah diperlihatkan disaat sambil diperdengarkan music klasik.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subyek dalam mengingat atau
menghafal tulisan setelah dilakukan treatmen.
No.
|
Hari/Tgl
|
Kegiatan
|
1.
|
Kamis, 8 November 2012
|
Konsultasi judul dengan Dosen
|
2.
|
Sabtu, 17 November 2012
|
Konsultasi judul dengan Dosen via e-mail
|
3.
|
Senin, 19 November 2012
|
Pencarian referensi
|
4.
|
Kamis, 29 November 2012
|
Penyusunan konsep penelitian
|
5.
|
Rabu, 05 Desember 2012
|
Permohonan Izin Penelitian Dari Pihak Kampus
|
6.
|
Senin, 10 Desember 2012
|
Mengantarkan Permohonan Izin Penelitian ke tempat
penelitian
|
7.
|
Kamis, 20 Desember 2012
|
Pelaksanaan penelitian dan obsevasi
|
8.
|
Senin, 24 Desember 2012
|
Penyusunan format laporan
|
9.
|
Kamis, 10 Januari 2013
|
Finishing Laporan
|
G.
Validitas Eksperimen
Sehubungan
dengan hasil suatu eksperimen, maka validitas penelitian terdapat dua macam,
yaitu (1) validitas yang berhubungan dengan efek yang ditimbulkan atau
validitas internal ( internal validity ),
dan (2) validitas yang berhubungan dengan penerapan hasil eksperimen atau
validitas eksternal (external validity).(
Latipun, 2006: 76 )
1. Validitas
Internal
Cook
dan Campbell mengemukakan sejumlah pengganggu validitas internal yang perlu
diperhatikan.
a. History adalah
kejadian-kejadian antara pengukuran pertama dan kedua yang mempengaruhi hasil
penelitian. Dalam penelitian ini adalah siswa sangat senang pembelajaran dengan
metode gotong royong.
b. Maturity adalah proses yang di
alami subyek seiring berjalannya waktu, seperti lapar, haus dan sakit. Pada
saat penelitian berlangsung, maturity ini terjadi pada beberapa siswa yang agak
malas belajar matematika karena mereka merasa haus dan ingin segera makan.
c. Testing atau pelaksanaan tes adalah
pengaruh pengalam pre-test. Pada tes atau ulangan matematika, hal ini bisa
dihindari dengan memberikan soalnya yang bervariasi dalam setiap tes. Namun
memiliki bobot kesulitan yang relative sama.
d. Instrumentation atau alat ukur
adalah perubahan hasil pengukuran akibat perubahan penerapan alat ukur dan
perubahan pengamat. Ancaman ini bisa di hindari karena disamping telah
dilakukan Group Matching untuk memastikan kedua kelompok telah setara juga
kedua kelompok mendapat perlakuan dari guru yang sama.
e. Experimental Motarity atau
kehilangan dalam eksperimen adalah kehilangan subyek dari satu atau beberapa
kelompok yang terjadi selama penelitian berlangsung.
f.
Selection-Maturity Interaction (interaksi
seleksi dan kematangan). Untuk menghindari ancaman dari faktor ini, sejak awal
telah di lakukan control untuk meminimalkan variabel pengganggu. Control
tersebut berupa pemilihan lokasi dengan budaya yang homogeny, kemampuan
berhitung siswa, usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi dan sebagainya.
g. Statistical regression terjadi
jika kelompok-kelompok di pilih skor ekstrim.
2.
Validitas Eksternal
Validitas eksternal merupakan validitas
yang berhubungan dengan penerapan hasil eksperimen. Menurut Cook dan Campbell
penggangu validitas eksternal diantaranya adalah :
a. Interaksi
seleksi dan perlakuan yang berkaitan dengan populasi yang di targetkan. Karena
itu seleksi sampel dilakukan dari populasi yang jelas.
b. Interaksi
kondisi dan perlakuan yang berkaitan dengan tempat kondisi subyek penelitian.
c. Histori
dan perlakuan. Yang dimaksud adalah bahwasanya penelitian eksperimen biasanya
dilakukan dalam waktu yang pendek dan pada waktu yang khusus yang sebagaimana
yang dipilih oleh peneliti.
H.
Teknik Analisa Data
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis statistik yaitu cara ilmiah yang dipersiapkan
untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis dan penyelidikan yang
berwujud angka-angka statistik diharapkan dapat menyediakan
dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan yang benar
dan untuk mengambil keputusan-keputusan yang baik.
Statistik bekerja dengan angka-angka, bersifat objektif dan universal (Suryabrata,
2000). Dalam menguji data penelitian peneliti menggunakan Uji Tanda ( Sign
Test ) untuk dua sampel berhubungan dengan bantuan program SPSS 11.5 pada
komputer.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) Mesjid Nuril Iman Jl.
Kebonsari LVK II/03 Kecamatan Jambangan Kelurahan Kebonsari Surabaya. Lokasi
lembaga ini berada di sebuah komplek perumahan elit yaitu perumahan Graha
Elveka. Tepatnya yaitu di sebelah timurnya jalan tol Surabaya-Gresik dan juga
dekat dengan Mesjid Agung Nasional Al-Akbar Surabaya, kira-kira 500 meter. Penelitian
dilakukan di dalam ruang kelas yang memiliki ukuran panjang sekitar 25 meter
dan lebar sekitar 15 meter.
B.
Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan terlebih dahulu peneliti mencari referensi
tentang judul yang akan dibuat penelitian serta mencari sumber-sumber dari
buku, jurnal, maupun website sebagai landasan teori penelitian. Kemudian
peneliti melakukan observasi ke tempat penelitian dan meminta izin kepada pihak
lembaga dengan memberikan surat izin resmi dari kampus peneliti.
Peneliti menggunakan musik klasik (mozart) sebagai instrument
penelitian yang akan diperdengarkan kepada subjek penelitian. Dan yang berperan
sebagai subjek penelitian adalah santri Taman Pendidikan al-Qur’an Mesjid Nuril
Iman Kebonsari Surabaya.
C.
Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian kali ini, peneliti mengupayakan untuk membuat
suasana yang tenang dan nyaman tanpa mengganggu proses pemahaman materi yang
sedang dialaksanakan oleh subjek. Dengan cara bersikap tenang dan tidak ramai
pada saat penelitian berlangsung dan memperdengarkan musik mozart dengan
frekuensi yang tinggi. Sebab, tempat penelitian ini berada di serambi mesjid
karena kelas yang biasa dipakai sedang direnovasi. Sehingga subjek tidak
terganggu dengan adanya gangguan-gangguan dari lingkungan luar yang bisa
menghambat terhadap lancarnya penelitian. Selain itu peneliti juga menjalin
keakraban dengan subjek dengan bersikap ramah, supaya subjek tidak merasa asing
maupun merasa terintimidasi dengan kehadiran peneliti.
Namun, pada saat penelitian berlangsung terutama disaat
dilaksanakannya tahap kedua sambil diperdengarkan musik klasik subjek tampak
tidak senag dengan music tersebut. Hal ini terbukti ketika subjek mengatakan
bahwa itu sangat berisik seraya meminta peneliti untuk menghentikannya. Tapi
peneliti tetap tidak menghiraukan dan memilih untuk melanjutkan sampai waktu
yang disediakan berakhir. Tindakan ini dilakukan dalam rangka mengetahui sejauh
mana pengaruh music tersebut terhadap kemampuan mengingat atau menghafal anak.
Adapun jalannya pelaksanaan penelitian ketika di lapangan adalah
sebagai berikut:
~
Pada
tanggal 20 Desember 2012 pukul 15.00 sore peneliti dating ke tempat penelitian
yaitu TPQ Nuril Iman Kebonsari Surabaya.
~
Pukul 15.30 anak TPQ mulai masuk kelas dan membaca
do’a sebelum ngaji secara bersamaan.
~
Pukul
15.45 pemilihan anak untuk dijadikan sebagai subjek penelitian.
~
Pukul
16.00 anak TPQ yang terpilih mulai memasuki ruang khusus untuk penelitian.
~
Pukul
16.10 penelitian dimulai dengan langkah pertama subjek dites terlebih dahulu
tingkat kemampuan memorinya, yaitu dengan cara disuruh menghafal atau mengingat
beberapa tulisan arab (diambil dari buku Iqra’) yang ada di papan tulis (pretest).
~
Pretest
berlangsung selama kurang lebih 20 menit, dan setelah itu subjek
diberi waktu untuk istirahat selama 5 menit.
~
Setelah
istirahat sebentar subjek langsung disuruh duduk rapi kembali sambil
diperdengarkan music klasik.
~
Sekitar
pukul 16.40 subjek diberi materi hafalan lagi berbentuk tulisan arab (diambil
dari buku iqra’) yang ada di papan tulis sambil diperdengarkan music klasik
selama 10 menit.
~
Setelah
itu subjek disuruh mengingat dan menulis kembali tulisan yang telah
diperlihatkan di sebuah kertas (posttest).
~
Pukul
17.10 peneliti mengakhiri pertemuan dengan ucapan salam dan subjek
dipersilahkan pulang.
Hasil observasi ketika penelitian:
~
Pertama
kali masuk kelas anak-anak sangat rame dan sulit untuk dikondisikan.
~
Saat
penelitian berjalan anak-anak duduk di lantai tanpa memakai kursi.
~
Subjek
laki-laki bisa duduk dengan berbaris secara rapi sedangkan yang perempuan tidak
teratur.
~
Saat
penelitian berlangsung suasana kelas sedikit rame karena subjek tidak bisa diam
masih ada yang saling ngobrol satu sama lain.
~
Ketika
diperdengarkan music klasik subjek tambah rame, sehingga suasana kelas kurang
kondusif
~
Kebanyakan
subjek bilang sangat tidak suka jika belajar sambil ada musiknya
~
Ketika
diperdengarkan music klasik banyak subjek yang mengeluh dan menyuruh pada
peneliti untuk mematikan musik.
D.
Analisa Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data
berupa Uji Tanda ( Sign Test ) untuk dua sampel berhubungan dengan bantuan program SPSS 11.5 pada komputer. Dan berikut ini merupakan data
yang diperoleh dari hasil perhitungan program SPSS 11.5 :
NO.
|
HASIL
|
SEBELUM
|
SESUDAH
|
1.
|
8
|
5
|
2.
|
6
|
5
|
3.
|
6
|
5
|
4.
|
6
|
5
|
5.
|
3
|
1
|
6.
|
4
|
2
|
7.
|
7
|
2
|
8.
|
7
|
2
|
9.
|
2
|
2
|
10.
|
3
|
0
|
11.
|
3
|
0
|
12.
|
4
|
4
|
13.
|
5
|
2
|
14.
|
7
|
3
|
15.
|
5
|
5
|
16.
|
5
|
4
|
Sign Test
Frequencies
|
|
N
|
sesudah
diberi musik - sebelum diberi musik
|
Negative
Differences(a)
|
13
|
|
Positive
Differences(b)
|
0
|
|
Ties(c)
|
3
|
|
Total
|
16
|
a sesudah diberi musik <
sebelum diberi musik
b
sesudah diberi musik > sebelum diberi musik
c
sesudah diberi musik = sebelum diberi musik
Test
Statistics(b)
|
sesudah diberi musik - sebelum diberi musik
|
Exact
Sig. (2-tailed)
|
.000(a)
|
a Binomial distribution
used.
b Sign
Test
Berdasarkan
pada tabel pertama, terlihat bahwa dari 16 data ; terdapat “13” data negatif (negative
differences), terdapat “0” data positif (positive differences), dan
terdapat 3 data dengan perbedaan data nol atau pasangan data sama nilainya (ties).
Mengacu pada hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
Hipotesis Kerja (Ha) :
Terdapat pengaruh penggunaan music klasik
terhadap memori anak dalam menghafal.
Hipotesis Nihil (H0) :
Tidak Terdapat pengaruh penggunaan
music klasik terhadap memori anak dalam menghafal.
Berdasarkan
data pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000, atau signifikansi <
0.05 (0.000 < 0.05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh penggunaan music klasik terhadap memori anak dalam menghafal atau
mengingat. Akan tetapi pengaruhnya disini negative karena berdasarkan pada
kolom pertama diperoleh 13 data negatif (negative differences), 0 data positif (positive differences),
dan 3 data dengan perbedaan data nol atau pasangan data sama nilainya (ties).
Hal ini
kemungkinan disebabkan beberapa factor sebagai berikut:
a. Tidak adanya
pengkondisian
Pada penelitian
ini peneliti tidak terlebih dahulu memberikan pengkondisian secara inten terhadap
subjek. Sehingga ketika proses penelitian berlangsung tidak sejalan dengan apa
yang telah direncanakan.
b. Factor kultur
budaya
Dilihat dari
latar belakang subjek dimana mereka belum mengenal music klasik, dalam hal ini
adalah music klasik karya Mozart yang baru mereka kenal pada saat penelitian
berlangsung. Sehingga besar kemungkinan music klasik yang disajikan tidak cocok
dengan subjek, dimana notabene dunia mereka adalah dunia bermain.
c. Ketidaksukaan
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang telah
peneliti lakukan, bahwa subjek tidak menyukai music klasik yang telah peneliti
sajikan. Hal ini tampak pada saat berlangsungnya proses penelitian dimana
subjek harus menghafal beberapa kata dengan sambil mendengarkan music klasik
dan mereka meminta pada peneliti untuk menghentikan pemutaran music tersebut. Namun,
karena durasi waktu yang ditentukan hanya berkisar 10 menit peneliti memutuskan
untuk tetap melanjutkannya agar sesuai dengan prosedur yang telah direncanakan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pada Uji Tanda (Sign
Test) pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan, hipotesis yang diajukan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan music klasik terhadap memori anak dalam menghafal
atau mengingat diterima. Akan tetapi pengaruhnya disini negative karena dari
analisis data yang telah dilakukan dari 16 subjek terdapat 13 subjek mengalami
penurunan daya ingat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena beberapa factor
yaitu, tidak ada pengkondisian sebelumnya, factor kultur budaya yang berbeda
dan factor ketidaksukaan subjek terhadap musik klasik (Mozart).
B.
Saran
Adapun saran-saran yang diberikan
setelah kesimpulan didapatkan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi tenaga pengajar
Sebaiknya para ustadz dan ustadzah
khususnya di TPQ Nuril Iman Surabaya ini harus selalu bisa membuat suasana
kelas yang nyaman dan tidak ramai ketika proses belajar mengajar berlangsung.
2.
Kepada dosen pembimbing
Kepada dosen disarankan supaya lebih
telaten dalam membimbing mahasiswa khususnya dalam proses pelaksanaan
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Don. 2001. Efek Mozart Bagi Anak-Anak. Jakarta:
PT. Gramaidia Pustaka Utama.
Kuwanto., Lindayani & Natalia., Johanna, Pengaruh
Terapi Musik Terhadap Keterampilan Berbahasa Pada Anak Autistik, Jurnal
ANIMA, (Vol. 16 No. 2, 2001).
Latipun, Psikologi Eksperimen, (UMM Press:Malang, 2002).
Muhid, Abdul, 2010, Analisis Statistik
SPSS for Windows Cara Praktis Melakukan Analisis Statistik, Surabaya, CV.
Duta Aksara.
Salim, Djohan. 2007. Matinya Efek Mozart. Yogyakarta:
Galangpress.
Skripsi Laili Sa’adah, Pengaruh Music Klasik Terhadap Memori
Anak, 2006, IAIN Sunan Ampel Surabaya.
LAMPIRAN
NO.
|
NAMA
|
UMUR
|
HASIL
HAFALAN
|
SEBELUM
|
SESUDAH
|
1.
|
LALA (P)
|
10 TAHUN
|
8 KATA
|
5 KATA
|
2.
|
LULU (P)
|
8 TAHUN
|
6 KATA
|
5 KATA
|
3.
|
ADINDA (P)
|
10 TAHUN
|
6 KATA
|
5 KATA
|
4.
|
SAFA (P)
|
9 TAHUN
|
6 KATA
|
5 KATA
|
5.
|
HENIZA (P)
|
10 TAHUN
|
3 KATA
|
1 KATA
|
6.
|
SABRINA (P)
|
10 TAHUN
|
4 KATA
|
2 KATA
|
7.
|
DITA (P)
|
11 TAHUN
|
7 KATA
|
2 KATA
|
8.
|
AYU (P)
|
8 TAHUN
|
7 KATA
|
2 KATA
|
9.
|
LUNA (P)
|
7 TAHUN
|
2 KATA
|
2 KATA
|
10.
|
DINOF (L)
|
9 TAHUN
|
3 KATA
|
0 KATA
|
11.
|
HISYAM (L)
|
8 TAHUN
|
3 KATA
|
0 KATA
|
12.
|
RIAN (L)
|
10 TAHUN
|
4 KATA
|
4 KATA
|
13.
|
ALFIAN (L)
|
8 TAHUN
|
5 KATA
|
2 KATA
|
14.
|
ARDI (L)
|
10 TAHUN
|
7 KATA
|
3 KATA
|
15.
|
FAUZAN (L)
|
10 TAHUN
|
5 KATA
|
5 KATA
|
16.
|
FELI (L)
|
1 TAHUN
|
5 KATA
|
4 KATA
|
DOKUMENTASI KETIKA PENELITIAN