Setiap daerah khususnya di Negara Indonesia
ini masing-masing mempunyai sejarah, mulai dari cerita rakyat, dongeng, mitos,
asal-usul daerah, adat-istiadat, budaya, dan lain-lain. Semua itu sampai
sekarang sudah mulai punah dan tidak dikenal oleh masyarakat itu sendiri. Ada juga yang masih
melekat dan diingat seperti mitos dan adat-budaya, itu pun hanya sebagian saja.
Di daerah terpencil tepatnya di
Kecamatan Batang-Batang Kabupaten Sumenep Madura, ada sebuah kepercayaan
masyarakat ( mitos ) yang sampai sekarang masih melekat, yaitu mempercayai
bahwa air liur anak yatim dapat menyembuhkan orang yang terkena penyakit kulit
( gatal-gatal yang disertai panas ), yang dalam istilah Maduranya khususnya
daerah Batang-Batang itu sendiri disebut penyakit “KARAPA”. Dan menurut
kepercayaan masyarakat penyakit itu disebabkan karena orang yang terkena
penyakit itu sebelumnya pasti pernah menginjak atau menyentuh tanah bekas
tempat orang berzina ( melakukan hubungan intim di luar nikah ). Dalam istilah
orang sana
tempat tersebut dinamakan “TANAH PANAS”. Dan ketika ditelusuri dengan cara
menanyakan kepada para sesepuh di daerah itu dan juga kepada orang yang pernah
terkena penyakit itu ternyata memang benar, bahwa air liur anak yatim itu bisa
menyembuhkan penyakit kulit ( karapa ). Meskipun tempat tanah panas itu tidak
diketahui dengan pasti namun masyarakat tetap meyakini bahwa penyakit kulit
tersebut disebabkan karena tanah panas itu. Sudah banyak buktinya kalau air
liur itu memang dapat menyembuhkan penyakit karapa.
Penyakit kulit yang disebut Karapa
ini adalah salah satu penyakit kulit yang biasanya terasa gatal-gatal dan
disertai dengan panas-panas. Timbulnya penyakit ini awalnya seseorang hanya
merasa gatal-gatal disebagian tubuhnya yang terkena penyakit. Lalu lama kelamaan rasa gatal itu tambah
melebar dan rasa panas juga telah terasa di kulit. Jika kondisi seperti ini
tidak langsung diobati secara cepat maka semakin lama akan semakin parah.
Cara
mengobati atau menyembuhkan penyakit kulit yang disebut Karapa tersebut yaitu
dengan cara meminta air liur anak yatim, tapi dengan syarat anak yatim itu
tidak dipaksa untuk memberikan air liurnya kepada yang punyak penyakit ( ikhlas
). Kalaupun anak itu tidak mau memberi air liurnya, si peminta harus menunggu
sampai anak itu mau memberi dengan sendirinya, atau yang punyak penyakit kulit
tersebut bisa mencari anak yatim yang lainnya. Nah, diketika air liur sudah
didapat oleh penderita penyakit kulit maka alir liur itu cukup diusapkan saja
secara merata kebagian kulit yang terkena gatal-gatal tersebut. Dan kebanyakan
hanya dengan satu sampai tiga kali diusap air liur anak yatim penyakit kulit (
karapa ) bisa sembuh.
Kalau dipikir-pikir memang peristiwa seperti ini tidak rasional. Dan saya
juga masih belum mengetahui sebenernya apa yang terkandung dalam air liur anak
yatim. Bahkan anehnya lagi masyarakat pun tidak mengetahui kandungan apa yang
ada dalam air liur sehingga dapat menyembuhkan penyakit Karapa. Mereka hanya
mempercayainya bahwa hanya air liurlah yang dapat menyembuhkan penyakit
gatal-gatal tersebut. Begitu juga dengan penyebab timbulnya penyakit ini,
mereka juga tidak mengetahui alasan kenapa tanah panas bisa menimbulkan
penyakit, serta kenapa begitu yakin bahwa penyebabnya tanah panas. Padahal,
sebenarnya sangat sulit untuk membedakan atau menentukan dimana tanah bekas
tempat berzina. Namun begitulah faktanya yang ada di kampung Batang-Batang,
mereka hanya mengikuti apa yang diwariskan oleh para sesepuhnya meskipun hal
itu tidak rasional.
Itulah
salah satu kepercayaan masyarakat Batang-Batang Madura yang sampai saat ini
masih mereka yakini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar