Salam …… semoga Allah senantiasa melindungimu.
”.......” Ada beberapa hal yang mesti aku sampaikan. Pertama Aku mengucapkan, selamat atas pertunanganmu. Semuga pertunangan itu benar-benar satu pilihan yang tepat. Kamu tahu sebenarnya aku masih belum percaya bahwa kamu bertunangan. Awalnya pertama aku mendengar kabar kamu bertunangan dari salah satu teman dekat kamu. Saat itu aku masih belum percaya, karena aku yakin kamu tidak bakal berubah secapat ini, aku yakin kamu jujur dan setia .
Namun setelah aku tahu sendiri perihal pertunangan itu benar adanya, aku pun hanya bisa pasrah seraya menahan perih. ........perlu kamu tahu, aku belum siap menghadapi kenyataan ini. Aku seperti belum sanggup berpisah denganmu. Tak dapat aku bayangkan hidup tanpa kamu. Bila aku harus memilih maka aku akan tetap menginginkan kita selalu bersama.
Kamu masih ingat saat kita saling menyatakan kometmen di salah satu tempat, saat itu aku menangkap ketulusan dan keseriusan terpancar dari pandangan matamu. Aura wajahmu mempertegas keseriusan. Kamu tahu, saat itu aku benar-benar bahagia. Kita bagai ratu dan raja cinta. Kita pun berjanji untuk saling setia seiya sekata, seirama dalam cinta.
Setiap detik yang kita lalui selalu indah untuk dikenang. Momen kebersamaan yang sempat kita ukir senantiasa mengalir menghidupkan suasana. Saat kita saling bercanda, dan kau memukul-mukul aku dengan pukulan kecil, aku sangat menikmati sambil tersenyum. Kebersamaan yang telah kita lewati benar-benar memukau dan indah. Saat ini tak mungkin aku lagi bisa bersamamu. Tentu hari-hari yang akan kulalui tak akan seceriah ketika bersama kamu.
Aku benar-benar tak menyangka bahwa waktu yang terlampaui akan berakhir seperti ini. Aku sungguh tidak menduga kita akan berpisah secepat ini, kenyataan ini bagai petir di siang hari. Aku tak akan pernah melupakan tempat penuh kemesraan diantara kita berdua. Saat itu wajahmu begitu sempurna menyatu dalam tatapku, senyum dan keindahan bi-birmu akan senantiasa menikmati saat-saat sepiku. Betapa bahagia saat itu, dunia seperti milik kita berdua.
Aku berpikir kita akan bisa berjuang dan saling memperjuangkan kometmen yang pernah kita sepakati dulu. Bahkan aku sangat optimis kita bisa meraih restu. Entah kenapa optmisme itu bagai tergusur saat aku mendengar kau telah bertunangan. Mengapa secepat ini, mengapa kamu berubah???
Jujur sebenarnya aku tak mampu melewati kenyataan ini, aku belum siap tanpa hadirmu. Kalau kamu tanya apakah saat ini aku masih mencintaimu maka dengan tegas aku mengatakan ”aku tak pernah berubah, cintaku senantiasa tulus mengalir untuk-mu”. Apakah kamu masih mencintaiku seperti dulu???
Mungkin kamu akan mengatakan ”maaf saya tidak bisa....”
Sungguh sangat sulit rasanya bagiku untuk menerima perkataanmu.
Maaf bila aku terlalu banyak berharap pada-mu. Habis aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Kecintaanku padamu sungguh membumi di hati. Janji-janji yang sempat kita sepakati, senantiasa aku catat dalam lembar kehidupanku. Bau parfum-mu akan selalu mengingatkanku saat kita asyik berdua.
Entah mengapa sampai saat ini aku belum sepenuhnya menerima keberadaan ini. Kadang aku emosi dan memaksa menyalahkan diri. Tapi sebisa mungkin aku harus berusaha melihat kenyataan yang terjadi.
Perjalanan hidup masih panjang, mungkin saat ini Allah memang mentakdirkan semua terjadi, tapi entah besok apa yang direncanakan Allah kita belum mengetahuinya.
Semuga perjalanan hidupmu akan lebih bermakna.............!!!
AKU
09 juli 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar