Muhammad Antoso


Selamat Datang di Blogs Antok Pemuda Sumenep Semoga Bermanfaat

Jumat, 11 November 2011

ANALISIS NOVEL


Judul Novel    : Ketika Cinta Bertasbih (1)
Penulis            : Habiburrahman El Shirazy/        حبيب الرحما الشرزي 
Penerbit          : Republika-Basmala

            Hidup merupakan sebuah perjuangan. Perjuangan untuk survive dari pergulatan kejamnya kehidupan. Kehidupan yang dinamis dan tidak dapat diprediksikan. Terkadang harus berhadapan dengan realita yang tidak pernah diharapkan. Salah satunya ketidak selarasan antara harapan dengan kenyataan. Banyak rintangan kehidupan. Salah satunya, keterbatasan yang menghalangi seseorang meniti kesuksesan. Tak semua orang betah terkungkung dalam  keterbatasan. Ada kalanya keterbatasan dijadikan sebagai batu loncatan keluar dari keterpurukan. Segala daya dan upaya dikerahkan. Meskipun harus berbagi waktu bahkan mengorbankan kebutuhan pendidikan untuk ditunda sementara waktu. Orang yang seperti ini memiliki prinsip yang kokoh: keterbatasan yang bermartabat.” Itulah sekilas pesan yang tersirat dari novel Ketika Cinta Bertasbih.
 Dalam novel ini,  حبيب الرحما الشرزي/Habiburrahman El Shirazy ,adalah seorang sastrawan yang lahir di Semarang 30 september 1976. Telah menyelesaikan studi terakhirnya di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir, jurusan Hadist. Dia kembali dengan setting andalannya negeri para Nabi yaitu Mesir yang juga merupakan sebutan dengan negara seribu menara ini. Dia yang pernah menjadi Penulis Best Seller Ayat-Ayat Cinta kembali mengeksplorasi kisah anak Indonesia yang kuliah di Al-Azhar University seperti yang dikisahkan juga dalam Novelnya Ketika Cinta Bertasbih.
Pemeran utama dalam Novel ini dimainkan oleh  عبدالله خير الأزم/Abdullah Khairul Azzam, seorang mahasiswa Indonesia yang datang jauh-jauh dari pelosok desa di pulau jawa untuk melanjutkan studinya di Mesir. Azzam, merupakan nama panggilan pemuda itu. Tersebutlah bahwa Azzam adalah mahasiswa Indonesia di Al Azhar, yang belajar disana karena berhasil memperebutkan beasiswa dari Departemen Agama. Ia adalah tipe anak Indonesia yang pintar, cerdas, dan bersahaja, namun lahir dari kalangan keluarga pas-pasan. Di  Al Azhar ia memperoleh predikat jayyid jiddan (istimewa).
Namun ditahun kedua, ayahnya yang tinggal di Indonesia meninggal dunia karena kecelakaan. Sepeninnggal ayahnya, ibunya sering sakit-sakitan. Padahal di Indonesia, ketiga adik perempuannya belum bisa diharapkan membantu ibunya karena baru beranjak dewasa. Maka sejak saat itu dia mengalihkan konsentrasinya. Dari belajar ke bekerja. Yaitu berbisnis tempe dan bakso.  Usaha yang dirintisnya ini membawa kemujuran. Selain itu, kepiawainnya memasak menjadi partner KBRI dalam hajatan spesifik makanan khas Indonesia.  karena itu, dia menghabiskan kuliah S1 hampir 9 tahun dengan predikat yang tidak mengecewakan, yaitu jayyid (Baik).
Azzam menjadi mahasiswa fakultas Ushuluddin di Al-Azhar University. Akan tetapi dia belum juga diwisuda sebagai sarjana. Bukan kemampuan akademiknya yang jeblok, melainkan ia berwirausaha demi keluarganya di tanah air. Tak ambil pusing dengan apa kata orang. Disibukkan dirinya dengan berbisnis tempe dan bakso. Hanya sesekali Mas Insinyur (panggilan akrab Azzam) menghadiri ceramah kuliahnya. Itupun jika ada waktu. Usaha tempe dan bakso yang dirintisnya membawa kemujuran. Selain itu, kepiawainnya memasak, Mas Insinyur menjadi partner KBRI dalam hajatan spesifik makanan khas Indonesia. Kedekatan yang mengantarkan Azzam akrab dengan putri Dubes Indonesia untuk Mesir itu. Eliana namanya. Gadis yang terkenal di seantero Mesir hingga kalangan mahasiswa. Cerdas, cantik, berwawasan yang luas dan sudah menyelesaikan S-2. Punya keberanian mengkritik Liga Arab. Di mata Azzam, Eliana hanyalah gadis biasa-biasa saja. Suatu waktu, Azzam mengritik Eliana dengan nada berseloroh. Sejurus dengan hal itu, sedikit tersulut ketertarikan Azzam pada Eliana. Rasa itu cepat ia kubur. Komitmennya ialah fokus bekerja dan kembali kebangku perkuliahan yang sempat tertunda.
Di kalangan teman-temannya, Azzam menjadi panutan dan sosok yang bisa diandalkan. Dia mengenal Eliana, putri salah satu duta besar Indonesia di Mesir, yang pernah memikat hatinya. Eliana adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik, pintar dan berwawasan luas yang sudah menyelesaikan S-2 dan merupakan salah seorang lulusan universitas Jerman. Selain itu dia mempunyai keberanian mengkritik Liga Arab. Di mata Azzam, Eliana hanyalah gadis biasa-biasa saja. Suatu waktu, Azzam mengritik Eliana dengan nada berseloroh. Sejurus dengan hal itu, sedikit tersulut ketertarikan Azzam pada Eliana. Rasa itu cepat ia kubur. Komitmennya ialah fokus bekerja dan kembali kebangku perkuliahan yang sempat tertunda..
Novel Ketika Cinta Bertasbih lebih mengeksplorasi kisah cinta tokoh sampingan. Seperti kisah cinta Fadhil yang mengendap sekian lama pada Tiara, begitu juga sebaliknya. Kisah cinta mereka harus direlakan pupus karena mereka tidak ingin bertentangan dengan syara' (hal: 427). Karena prioritas cinta mereka adalah cinta yang berlandasakan pada akidah dan amalan. Begitu juga dengan kisah cinta Hafez akan kencatikan adiknya Fadhil, Cut Mala. Ini bukan berarti Habiburrahman mengenyampingkan problem krusial Azzam, tokoh utama.. Azzam pun juga meminang Anna Althafunnisa, putri seorang Kiai yang telah menyelesaikan S-2 nya (hlm: 111). Lagi-lagi Azzam harus mengubur niatnya tersebut, pinangan Azzam ditolak oleh wali Anna. Lagi-lagi dilema kesarjanaan. Dan Anna pun telah lebih dahulu dipinang oleh Furqan, yang hampir menyelesaikan S-2. Azzam pun pulang ke Indonesia. Dan ternyata azzam bareng Elliana, artis terkenal itu. Ya memang keduanya kenal dekat, coz elliana pernah bekerja sama dengan azzam. Adiknya pun segera ke jakarta untuk menjeput sang kakak tercinta. Dan ternyata sang adik adalah penulis Best seller kumpulan cerpen. Wah sungguh hebat keduanya kakak beradik ituh. Husna –adiknya azzam- selain menjeput azzam ternyata ada agenda lain yakni pergi ke TIM untuk menerima penghargaan.
Saat itu azzam pun keluar dari bandara bersama Elliana. Dia pun mencari adiknya disana. Dan akhirnya adiknya ketemu. Husna datang bersama temannya. Ternyata diluar sudah banyak wartawan yang menghadang Elliana, ia pun diwawancarai. Azzam segera meninggalkannya dan menemui adiknya. Setelah puas, temannya husna minta dikenalkan kepada Elliana, karena ia merupakan fans-nya. Lalu ia pun di kenalkan. Akhirnya mereka foto-foto dengan hp temannya itu. Wartawan pun kembali mewawancarai Ellana tentang siapakah yang sedang dekat dengannya saat ini. Elliana pun mengatakan bahwa pria disampingnyalah yang terdekat. Kontan azzam bingung dan kaget. Semua moncong kamera pun mengaah padanya. Ia pun di tanya-tanyai. Azam panik.
“Sejak kapan anda kenal Elliana?” tanya seorang wartawan.
“aduh, ini apa-apaan!” seru Azzam panik.
“santai saja mas. Kita Kooperatif saja jadi enak. Sejak kapan anda kenal Elliana?”
“aduh gimana ini, Eliana, bicara dong. Wah kok jadi rumit begini sih!” kata Azzam kepada Elliana.
“dia tidak biasa menghadapi wartawan. Kami kenal sejak satu tahun yang lalu” sahut Elliana dengan tenang.
“Benar Kamu dekat dengan Elliana?” cerocos seorang wartawan koran ibukota.
“Kebetulan tadi kami satu pesawat dan duduknay berdekatan. Saya di 15F, dia di 15E. Jadi kami memang dekat.” Jawab azzam juga sekenanya.
“apa profesi mas saat ini?”
“Jualan bakso.”
“Ah, jangan bergurau Mas.”
“Sungguh, tanya saja pada Elliana!”
Wartawan itu langsung bertanya pada elliana, “benarkah dia jualan bakso?”
“Ya benar. Para diplomat adalah pelanggannya”. Jawab Elliana
“Wah seorang enterpreneur! Keren ya mbak?” wartawan itu berkomentar.
“Iya dong. Dia pria paling keren yang pernah aku temui” . Elliana pun berbisikkan dengan azzam.
Kemudian azzam pamit pada elliana. Ia menelungkupkan tangan di dada lalu pergi.
“tidak ada cipika-cipiki mas?” tanya seorang wartawan usil.
Azzam tidak menjawab, yang menjawab malah Elliana, “Dia itu mahasiswa Al Azhar Cairo, masak cium pipi kanan pipi kiri. Kan belum halal! Ngerti?”
“wah sekarang pacar Elliana alim ya. Bisa jadi berita menarik “. Komentar seorang wartawan.
Keesokan harinya berita pun menyebar ke seluruh media, entah cetak atau elektronik. Tentu saja di desanya geger, kok bisa azzam yang miskin itu dekat dengan artis seterkenal Elliana bahkan media menganggapnya kalau Azzam merupakan kekasihnya Elliana (padahal sebenarnya bagi azzam elliana hanya sekedar temannya).
Oh ya malamnya acara penghargaan kepada adiknya. Azzam pun menghadirinya. Kemudian Husna pun sampai gilirannya menerima penghargaan itu. Ia pun bercerita bahwa yang bisa menjadikannya seperti ini tak lain adalah kakaknya tercinta, Azzam. Ia pun menceritakan kehidupannya dan kakaknya bahwa kakaknya membanting tulang di mesir selama 9 tahun untuk membiayai kuliahnya dan tidak meluluskan diri. Dan, wah lagi-lagi bertemu elliana, yang ternyata merupakan seorang pembawa acara. Acara itu pun disiarkan ke seluruh Indonesia. Lagi-lagi azzam terkenal. Elliana pun kini lebih banyak tahu tentang azzam, dan kagum akan dirinya.

Tapi apakah Elliana adalah jodoh azzam, bagaimana dengan tokoh gadis yang ditolongnya di bis tadi yang ternyata bernama Anna (azzam belum tahu nama gadis itu).
Itulah sedikit bagian (sudah banyak yang dikurangi) dari novel Ketika Cinta Bertasbih yang sangat menarik bagi saya. Kalau mau kelanjutannya, belilah novelnya. Bukan promosi, tapi sungguh dwilogi ini emang keren…

Peraih penghargaan Islamic Book Fair (IBF) 2006, melengkapi keseharian Azzam dengan tokoh sampingan. Nasir, Fadhil, Ali, dan Hafez mahasiswa Indonesia yang tinggal satu flat dengan Azzam. Dan Azzam-lah menjadi kepala keluarganya. Walaupun Azzam belum juga diwisuda, mereka sangat menghormati Azzam sebagai kepala keluarga sekaligus orang yang lebih dewasa dari mereka baik dari segi umur maupun paradigma. Berangkat dari tema yang diusung penulis, konflik dalam Novel ini ditata secara baik. Diberi sentuhan kejutan yang menuntut kejelian pembaca. Tokoh sampingan yang dihadirkan penulis memang menghiasi tokoh utama. Akan tetapi kehadirannya ini sepertinya mendominasi tokoh utama. Ending dari novel Ketika Cinta Bertasbih episode 1, belum mencapai klimaks tokoh utama. Ini bukan berarti, Novel Ketika Cinta Bertasbih ini pincang konflik. Tampaknya penulis hendak memberikan kejutan yang pembaca tunggu-tunggu. Tentunya di Ketika Cinta Bertasbih episode 2.
Membaca novel ini, fantasi pembaca didekatkan pada kehidupan anak kuliah. Narasi-narasi yang dibuat penulis memberikan kesejukan. Lewat kata-katanya yang sastrawi. Ketika Cinta Bertasbih juga sarat akan nilai agama yang kental, ajaran yang mengajak kita sejenak berpikir pada problematika kehidupan yang kian lama kian pelik. Aspek edukasi yang tersirat, mengajak pembaca untuk memenej cinta. Cinta pada orang yang dicintai maupun cinta pada Tuhan dan pengorbanan cinta yang harus direlakan demi ibadah kepada Allah SWT.
            Adapun tanggapan saya mengenai Novel Ketika Cinta Bertasbih ini adalah, Ceritanya penuh dengan romantika yang sarat dengan hikmah. Mempunyai isinya bagus serta dapat mengajari kita soal hidup, cinta dan bagaimana mengatur skala prioritas dalam mengambil tindakan. Banyak sekali kejutan-kejutan yang dimunculkan oleh pengarang baik kejutan versi kecil maupun kejutan versi besar yang tak terduga sama sekali. Kejutan ini menurut saya sangat menarik karena beberapa kasus sangat bertentangan dengan penggambaran karakter yang Islami. Kasus-kasus yang dimunculkan mungkin sangat tidak terduga akan dialami oleh karakter-karakter yang digambarkan sangat taat dengan aturan-aturan agama. Perpaduan bab ke bab juga dikemas dengan sangat bagus. Ini dapat dilihat dari alur yang rapi dari awal sampai akhir.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar